Liputan6.com, Jakarta - Sampai dengan kuartal tiga tahun ini, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR) membukukan pendapatan sebesar Rp 999,6 miliar hingga akhir September 2017 atau turun 4,2 persen dibanding tahun lalu. Sedangkan laba perusahan dengan kode emiten SMBR ini tercatat sebesar Rp 107,5 miliar atau turun 38,5 persen persen dibanding tahun lalu
“Pendapatan SMBR memang turun, karena selama bulan Juli-Agustus terdapat semen dari Pabrik Baturaja II yang dijual dan tidak bisa diakui sebagai revenue karena masih dalam status trial dan menjadi negative cost Pabrik Baturaja II, namun per 1 September 2017 Pabrik Baturaja II sudah komersil dan penjualannya mulai dibukukan sebagai revenue," kata Direktur Utama SMBR Rahmat Pribadi dalam keterangannya, Rabu (1/11/2017).
Baca Juga
Advertisement
Jika diakumulasi, seharusnya pendapatan SMBR higga September 2017 naik sekitar 2,75 persen yoy dan masih lebih tinggi dari pertumbuhan pendapatan industri yang hanya 1,5 persen.
Seperti diketahui, Semen Baturaja membukukan penjualan semen di bulan September sebesar 180.015 ton atau tumbuh 11 persen. Sedangkan secara kumulatif, penjualan semen Semen Baturaja sampai dengan September sebesar 1.165.116 ton atau tumbuh sebesar 4 persen dbanding tahun lalu. Kenaikan volume penjualan menjaga profitabilitas Semen Baturaja yang masih relatif stabil.
Menurut Rahmad Pribadi, Kehadiran Pabrik Baturaja II menjadi pembeda SMBR dibanding pemain besar lain karena dengan keunggulan teknologi pabrik baru, Semen Baturaja bisa maintain COGS/ton sehingga laba kotor masih bertahan sebesar Rp 331,6 miliar, relatif sama seperti tahun lalu dan jauh lebih baik dari kinerja laba kotor industri yang mengalami koreksi sebesar 21 persen.
“Harga jual per ton semen masih terjaga, hanya turun 1 persen dibanding industri yang turun 8-10 persen,” sambung Rahmad.
Semen Baturaja membukukan laba bersih hingga September 2017 sebesar Rp 107,5 miliar atau turun 38,5 persen persen dibanding tahun lalu yang disebabkan adanya penurunan pendapatan lain-lain dan beban bunga.
“Dengan selesainya pembangunan Pabrik Baturaja II otomatis pendapatan lain-lain yang selama ini kita dapatkan menjadi berkurang dan juga ada beban bunga dari Kredit Investasi yang menyebabkan laba bersih terkoreksi namun itu masih lebih baik dibandingkan kinerja laba bersih industri yang turun sebesar 62 persen,” tutup Rahmad.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: