Liputan6.com, Jakarta - Beyond Skyline dimulai dengan sebuah drama keluarga kecil tak bahagia. Mark (Frank Grillo), seorang detektif polisi yang kerap mabuk-mabukan setelah kematian sang istri, harus menghadapi anak semata wayangnya, Trent (Jonny Weston), remaja pintar tapi gemar membuat ulah.
Baca Juga
Advertisement
Dalam perjalanan pulang menjemput Trent yang sempat ditahan di kantor polisi, Mark menyaksikan satu keganjilan. Sebuah sinar biru menyilaukan muncul di tengah kota. Siapa pun yang melihatnya akan terhipnotis, dan terisap masuk dalam sebuah pesawat luar angkasa. Meski sempat melawan sekuat tenaga, Trent dan Mark tersedot dan terpisah dalam pesawat asing tersebut. Di dalam sana, keduanya menyaksikan alasan mengerikan mengapa manusia diculik oleh alien tersebut.
Usaha Mark dan Audrey (Bojana Novakovic)—seorang masinis kereta yang ikut diculik bersamanya—untuk kabur, akhirnya berhasil. Namun mereka kini sudah ribuan kilometer jauhnya dari rumah mereka di New York, dan kini berada di pedalaman Laos.
Di sini mereka bertemu dengan Sua (Iko Uwais), seorang pemberontak dan anggota gembong narkoba yang bertahan dari serangan alien di markas rahasia yang terletak di sebuah kompleks candi kuno. Yang menjadi masalah, para alien kini mengincar sesosok anak perempuan yang diselamatkan Mark dari pesawat luar angkasa tersebut.
Aksi Silat di Tengah Desingan Peluru
Beyond Skyline, memang bukan film blockbuster berbujet fantastis yang disokong oleh perusahaan raksasa Hollywood. Namun film yang disutradarai Liam O’Donnell ini memiliki cukup banyak keistimewaan tersendiri. Salah satunya pendekatan genre horor yang digunakan dalam kemunculan alien di film ini. Mulai dari jump scare hingga gore yang memperlihatkan otak manusia yang dilepas dari tempurung tengkoraknya.
Sisi yang paling menarik dalam sekuel film Skyline ini, muncul lewat keberadaan Iko Uwais dan Yayan Ruhian. Seperti sudah bisa ditebak, keduanya menghadirkan jurus silat andalan mereka, termasuk dalam melawan pasukan alien di klimaks film.
Memang, bagian yang menampilkan silat dalam pertarungan melawan alien ini terbilang tak terlalu banyak dibandingkan dengan rentetan tembakan peluru di sepanjang film. Namun hal ini justru menjadi highlight dalam Beyond Skyline.
Bila ada hal yang agak mengganggu, salah satunya adalah mengenai penjabaran masalah secara ‘ilmiah’ yang terasa cukup mengada-ngada. Namun film ini rasanya memang tak bertujuan untuk menampilkan diskursus ilmiah yang muluk-muluk soal makhluk di semesta lain dan kaitannya dengan DNA manusia.
Beyond Skyline yang mulai tayang di Indonesia sejak 31 Oktober kemarin, bisa dibilang sebagai film klasik yang menceritakan perlawanan manusia terhadap alien. Namun berbeda dari film kebanyakan yang hanya mengandalkan senjata api, diselipkan sentuhan bela diri yang makin memompa adrenalin penonton di dalamnya.
Advertisement