Usai Tembus Rekor, IHSG Dibayangi Aksi Ambil Untung

Aksi profit taking membayangi pergerakan IHSG selanjutnya dengan range pergerakan berada pada level 6.050-5.997.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 02 Nov 2017, 06:30 WIB
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Aksi ambil akan membayangi laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Kamis ini. Sehingga, IHSG diperkirakan terkonsolidasi.

"Aksi profit taking membayangi pergerakan IHSG selanjutnya dengan range pergerakan berada pada level 6.050-5.997," kata Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia, Lanjar Nafi, di Jakarta, Kamis (2/11/2017).

Aksi ambil untung diperkirakan terjadi setelah IHSG ditutup rekor kemarin. IHSG naik 32,36 poin ke level 6.038.

Pergerakan IHSG ditopang oleh data inflasi yang cenderung positif. Sehingga mendorong pergerakan beberapa sektor saham yakni indeks sektor pertambangan, perdagangan, dan keuangan.

"Sedangkan industri dasar dan infrastruktur menjadi penekan diwarnai aksi profit taking," ujar dia.

Namun begitu, aksi jual investor asing cukup besar. Tercatat, jual bersih mencapai Rp 1,12 triliun.

Pergerakan IHSG sejalan dengan Bursa Asia yang mayoritas menguat. "MSCI Asia Pacific Index melonjak 0,9 persen yang merupakan kenaikan terbaik kedua di tahun ini," ujar dia.

Lanjar merekomendasikan saham PT Ace Hardware Tbk (ACES), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Perdagangan kemarin

Untuk diketahui, pada penutupan perdagangan saham, Rabu (1/11/2017), IHSG naik 32,36 poin atau 0,54 persen ke posisi 6.038,14. Indeks saham LQ45 menguat 0,81 persen ke posisi 1.000,29. Ini merupakan level tertinggi indeks LQ45. Sebagian besar indeks saham acuan kompak menguat.

Ada sebanyak 163 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan 182 saham melemah, sehingga menahan penguatan IHSG. 117 saham lainnya diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham juga cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 302.903 kali dengan volume perdagangan saham 8,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9 triliun. Investor asing melakukan aksi jual Rp 1,12 triliun di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran 13.571.

Di pasar negosiasi, saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk mencapai transaksi Rp 1,5 triliun. Saham TLKM ditransaksikan turun 3,3 persen menjadi Rp 3.950. Total frekuensi perdagangan saham 23 kali.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau. Sektor saham tambang naik 2,17 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham keuangan naik 1,22 persen, sektor saham perdagangan menguat 1,16 persen. Sedangkan sektor saham industri dasar susut 1,07 persen.

Saham-saham yang catatkan top gainers antara lain saham MCAS naik 49,46 persen ke posisi Rp 2.070, saham LMSH melonjak 24,6 persen ke posisi Rp 785, dan saham SQMI naik 24,40 persen ke posisi Rp 520.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya