Liputan6.com, Washington - Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) mempertahankan suku bunga dari hasil pertemuan pada pekan ini.
Keputusan Bank sentral AS tersebut menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS yang solid dan penguatan pasar tenaga kerja. Langkah itu juga menunjukkan dampak badai yang berkurang. Oleh karena itu kemungkinan suku bunga the Federal Reserve (the Fed) naik pada Desember.
Investor memperkirakan kenaikan suku bunga pada pertemuan kebijakan pekan ini. Sebagian besar perhatian juga fokus pada siapa yang akan bertanggung jawab atas kebijakan moneter di akhir masa jabatan Janet Yellen pada Februari 2018.
Baca Juga
Advertisement
Presiden AS Donald Trump akan mengumumkan calonnya pada Kamis waktu setempat. Diperkirakan gubernur the Fed Jerome Powell yang cenderung mendukung Yellen untuk menaikkan suku bunga.
"Pasar tenaga kerja terus menguat dan aktivitas ekonomi meningkat di tingkat yang solid meski ada gangguan terkait badai," ujar komite the Fed, dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari laman Reuters, Kamis (2/11/2017).
Pembuat kebijakan the Fed mengakui inflasi masih rendah namun tidak menurunkan target terhadap inflasi. Dengan suku bunga tetap tersebut, imbal hasil surat berharga AS cenderung stagnan. Dolar AS melemah terhadap sejumlah mata uang. Sedangkan indeks S&P 500 naik tipis.
"Ini menegaskan kenaikan suku bunga pada Desember. Jika kita mendapatkan konfirmasi Trump memilih Powell itu pertanda kebijakan moneter akan berlanjut pada jalurnya yang kita lihat sejauh ini dengan kenaikan bertahap," kata Gregory Daco, Kepala Ekonom Oxford Economics.
The Federal Reserve telah menaikkan suku bunga sebanyak dua kali pada 2017. Diperkirakan kenaikan suku bunga 1-1,25 persen pada akhir 2017.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Selanjutnya
Kebijakan the Federal Reserve telah didukung oleh ekonomi global dan domestik yang kuat dalam beberapa bulan ini. Kemudian pasar tenaga kerja cukup ketat. Namun inflasi masih lemah. Ukuran inflasi yang disukai the Federal Reserve 1,3 persen dari sebelumnya dua persen.
Namun, Yellen dan beberapa pembuat kebijakan utama lainnya mengatakan kalau the Federal Reserve akan menaikkan suku bunga secara bertahap. Dalam pernyataannya, bank sentral kembali menegaskan kalau inflasi akan sesuai target dalam jangka menengah. Tingkat pengangguran juga sudah turun.
Kondisi keuangan AS tetap longgar. Ini memperkuat argumen kalau kenaikan suku bunga lainnya tidak akan memperlambat pertumbuhan ekonomi yang cepat. Pemerintah AS melaporkan pekan lalu kalau ekonomi tumbuh tiga persen pada kuartal III 2017.
Advertisement