Liputan6.com, Jakarta Imunoterapi merupakan terapi baru yang diklaim menghasilkan respon sangat bagus dalam pengobatan kanker kulit melanoma maligna atau melanoma.
Dr Suria Nataatmaja, Medical Director MSD Indonesia menjelaskan, imunoterapi anti PD-L1 dapat digunakan untuk mengobati melanoma sebagai salah satu pilihan pengobatan melanoma selain radioterapi dan kemoterapi.
Advertisement
“Saat ini anti PD-1 merupakan satu-satunya imunoterapi yang sudah masuk ke Indonesia. Tahun lalu, anti PD-1 mendapatkan izin BPOM untuk terapi kanker paru, dan sejak Oktober 2017 lalu mendapatkan tambahan indikasi untuk terapi melanoma,” kata dia, di Jakarta, Senin.
Contoh kasus terbaru, dia bilang, adalah mantan Presiden Ameriksa Serikat, Jimmy Carter. Carter yang usianya sudah lebih dari 80 tahun ini dinyatakan “remisi” dari melanoma metastasis dengan pengobatan imunoterapi anti PD-1.
Penelitian Fase 1-3 pengobatan melanoma dengan PD-1 menunjukkan suatu respon positif baik pada kulit Kaukasian dan kulit Asia.
Menurut penelitian, tambahnya, hanya 8 persen pasien melanoma yang mampu bertahan melalui kemoterapi.
Sedangkan, pasien yang diberikan imunoterapi memiliki perbaikan atau kesempatan hidup 4 kali lebih lama, dan rata-rata memiliki usia 9 bulan lebih lama atau 2 kali lebih panjang dibandingkan kemoterapi.
Saksikan juga video berikut ini:
Cara kerja imunoterapi
Nataatmaja memaparkan, cara kerja imunoterapi anti PD-1 adalah mengaktifkan sistem imun tubuh. Limfosit, salah satu sel imun tubuh secara alamiah akan menyerang benda asing yang mengancam kesehatan, termasuk sel kanker.
Saat tetapi, terdapat kondisi di mana sel kanker menghasilkan protein PD-L1 yang membuat ia tidak dikenali sel limfosit. Obat anti PD-1 akan mencegah ikatan PD-1 dengan PD-L1 pada limfosit dan sel kanker sehingga ia dapat mengenali sel tumor sebagai benda asing yang harus dihancurkan.
Di Indonesia, sesuai dengan indikasi yang disetujui, imunoterapi diberikan untuk terapi lini pertama pada pasien melanoma yang unresectable.
Ada perlakuan berbeda imunoterapi untuk kanker paru dan melanoma. Jika untuk kanker paru harus dilakukan pemeriksaan jumlah eskpresi PD-L1 terlebih dahulu, namun untuk melanoma tidak perlu karena hampir hampir semua kanker melanoma mengekspresikan PD-L1.
Anti PD-1 diberikan dalam bentuk suntikan setiap 3 minggu, selama 6 bulan dengan harga Rp35 juta hingga Rp50 juta setiap satu kali suntikan.
“Saat ini obat anti PD-1 belum masuk katalog elektronik BPJS. Sehingga saat ini hanya bisa digunakan pasien non-BPJS. Namun kami masih berjuang agar tahun depan ke BPJS. Dengan masuk ke BPJS lebih banyak lagi pasien melanoma yang terbantu,” ujar dia.
(Sella Panduarsa Gareta/AntaraNews)
Advertisement