Liputan6.com, Jakarta Ambisi awal saya pada hari pertama touring Spanyol adalah memulai perjalanan dari Madrid pada pukul 8 dini hari menelusuri daerah-daerah pegunungan menuju perbatasan Segovia, kemudian turun kembali ke arah Avilla dan jika memungkinkan akan singgah ke Toledo. Kunci kenikmatan berkendara roda dua di Eropa adalah menghindari rute highway dan menikmati tantangan rute pegunungan dan pedesaan.
Advertisement
Saat touring ini, pilihan kendaraan pun jatuh kepada BMW GS1200. Ini adalah kendaraan yang paling mumpuni buat eksplorasi dan tangguh di kondisi aspal maupun tanah. Setelah memilih motor di situs www.beebiker.com dan selesai memenuhi segala keperluan administrasi tersebut, motor pun diantar ke hotel tempat saya menginap. Proses rental motor ini pun terbilang sederhana, tapi yang harus diingat adalah Anda wajib memiliki SIM internasional khusus motor untuk izin berkendara Anda selama melakukan touring.
Rute pun dimulai dari Madrid menuju kota kecil bernama Miraflores de La Siera melalui M40. Jaraknya terbilang ringan, hanya 83 km. Bahkan, jarak tempuh yang saya jalani hanya memakan waktu 1 jam. Perjalanan dilanjutkan ke Lozoya menuju kota kecil bernama Rascafria mengunjungi monastery Santa Maria de el Paular sejauh 26 km dan singgah untuk beristirahat dan mempersiapkan perjalanan berikutnya.
Yang menyenangkan saat riding di madrid adalah ketersediaan area parkir yang mumpuni dan gratis, sehingga Anda tak sulit untuk memarkirkan motor Anda. Melanjuti rute touring tersebut, saya bergegas untuk sampai di jalur M40 yang akan membawa saya ke Miraflores de La Siera. Namun bukan berarti perjalanan berjalan lancar tanpa hambatan, saya mengalami macet sekitar 20 menit di area protokol Gran Via, Madrid.
Pengalaman seru lainnya ialah karena saya hanya mengandalkan GPS sebagai penunjuk jalan. Saat bermaksud untuk mengunjungi de La Siera, saya justru tersasar ke area pemakaman umum bernama Mirafloresa. Hal tersebut justru menambah warna pada solo touring saya kali ini. Untunglah tujuan saya tidak terlalu jauh, saya pun bergegas dengan motor saya untuk mengerjar ketertinggalan. Motor GS1200 yang saya tunggangi memiliki performa yang sangat bisa diandalkan. Walaupun berbadan bongsor, namun handlingnya cukup mudah. Saya bertinggi badan 180 cm, kaki saya pas menjejak aspal. Namun untuk mereka yang berbadan lebih pendek, tentunya akan sedikit kewalahan ketika harus berhenti.
Waktu tempuh yang dilewati sekitar 1 jam lebih sedikit hingga akhirnya tiba di Miraflores de La Siera. Bayangan saya, kota ini merupakan sebuah kota kecil dengan jalanan pasir berdebu dan sepi. Faktanya, memang jalanan tersebut Kecil namun tak berdebu. Berdasarkan pengalaman saya, Spanyol memiliki jalanan yang berkualitas. Pasalnya, hampir semua kota terkoneksi dengan baik dan didukung dengan kualitas aspal yang sangat paten. Hampir semua jalan yang dilewati memiliki kualitas yang sempurna. Dari sini saya pun sempat mengunjungi area peternakan dengan jalanan yang berpasir, namun pemandangannya cukup memanjakan mata.
Saya juga sempat singgah sambil menikmati teh sesaat sebelum melanjutkan perjalanan kembali ke Rascafria. Rute yang saya lewati sangat memesona, dengan suguhan pemandangan indah dari lembah Lazoya dan ketika ketika mencapai titik tertinggi di 1900 meter di atas permukaan laut, saya pun berhenti kembali sambil menikmati dan mengagumi keindahan karya Tuhan. Tidak jauh dari saya berhenti ada seorang pengendara motor juga. Namanya Frederico, Kami mengalami kesulitan bahasa karena Frederico tidak bisa berbahasa Inggris, dan bahasa Spanyol saya terbatas sekali hanya bisa beberapa kalimat umum saja. Namun perbedaan bahasa bukanlah penghalang kami hingga akhirnya kami touring bersama menuju Rascafria.
(Dino Martin)