Liputan6.com, Jakarta - Kapolda Papua Irjen Pol Boy Rafli Amar mengungkap dalang di balik gangguan keamanan di wilayah hukumnya. Ia mengatakan saat ini ada dua kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua.
Kelompok pertama dipimpin Sabinus Waker, kedua dikomandoi Teni Kwalik. Masing-masing punya motif berbeda.
Advertisement
"Ada yang minta hak, dan ada yang menyuarakan isu-isu memerdekakan (diri)," kata Boy usai rapat kordinasi di Kantor Kementerian Politik Hukum Kemanan, Jakarta, Kamis (2/11/2017).
Boy menjelaskan, KKB di Papua diperkirakan berkekuatan 15-20 orang. Kelompok-kelompok tersebut bercokol di Pegunungan Tengah, seperti wilayah Lanny Jaya, Puncak Jaya, dan Kabupaten Puncak.
Keberadaan mereka berbahaya, karena memiliki belasan pucuk senjata beragam jenis.
"Estimasi kami ada 8-15 pucuk senjata bervariasi, dari hasil rampas petugas, hasil mencuri," papar Boy.
Aksi KKB belakangan mencuat. Yang terbaru adalah penembakan pos satuan tugas (satgas) Korps Brimob di area MP66 PT Freeport Indonesia, Tembagapura, Papua.
Selain itu, ada pula kasus pemerkosaan terhadap wanita berinisial E alias Mama L di kawasan yang sama dengan peristiwa penembakan.
Dalam kesempatan sama, Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjen George Elnadus Supit mengatakan, kesulitan medan menjadi hambatan operasi menandaskan KKB.
"Mereka menguasai wilayah, kita kejar kesini lari ke sebelah, itu persoalannya. Dia gunakan taktik kutu loncat, dia juga membaur dengan masyarakat itu sulitnya," papar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini
Tembagapura Siaga 1
Sebelumnya, Kapolda Papua Irjen Pol Boy Rafli menetapkan Siaga 1 untuk wilayah hukum Polsek Tembagapura. Ia mengungkapkan, peningkatan intensitas gangguan keamanan menjadi pertimbangannya.
Pemberlakuan siaga satu diputuskan sejak Minggu (29 Oktober 2017). Kelompok kriminal bersenjata (KKB) melakukan penembakan ke Pos Brimob dan Polsek Tembagapura.
"Mudah-mudahan situasi di Tembagapura dan sekitarnya dapat segera diatasi dan KKB dilumpuhkan," kata Kapolda Papua Irjen Pol Boy Rafli seperti dikutip Antara, Senin 30 Oktober 2017.
Aksi KKB yang terakhir ini, menurut Boy, membuat resah masyarakat. Kelompok bersenjata juga melakukan aksi teror kepada aparat keamanan dan karyawan PT Freeport Indonesia.
Aksi teror KKB di kawasan Tembagapura terjadi sejak Sabtu, 21 Oktober 2017. Situasi mencekam hingga kini masih berlangsung.
Tercatat tujuh anggota Brimob terluka tembak. Satu di antaranya meninggal dunia, sementara lima karyawan PT Freeport serta satu warga sipil terluka.
Advertisement