Tertibkan Tanah Abang, Sandiaga Diskusi dengan PKL dan Preman

Untuk penertiban PKL di pemerintahannya, Sandi berjanji akan menerapkan pendekatan diskusi dan tidak represif.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 03 Nov 2017, 06:02 WIB
Sejumlah Pedagang Kaki Lima (PKL) berdagang di atas trotoar kawasan Tanah Abang, Jakarta, Rabu (1/11). Meskipun sudah ditertibkan, para PKL masih saja berjualan di atas trotoar dengan alasan harga sewa toko yang sangat mahal. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno memiliki cara tersendiri untuk menata PKL Tanah Abang, Jakarta Pusat yang selalu semrawut. Sandi mengatakan, dalam rapat untuk menertibkan kawasan tersebut, pihaknya juga melibatkan perwakilan PKL.

"Kita juga melibatkan para pedagang kaki lima, untuk pertama kalinya diajak berbicara dalam mengambil kebijakan," kata Sandi di Balai Kota Jakarta, Kamis (2/11/2017).

Selain melibatkan PKL, Sandi juga mengajak diskusi para preman yang mengusai wilayah di Jakarta Pusat itu.

"Ini konsep mereka juga. Terlibat. Mereka semua masuk dalam diskusi ini. Termasuk, mohon maaf, preman-premannya. Ya tentunya (pertemuannya) enggak di Balai Kota," ucap dia.

Untuk penertiban PKL di pemerintahannya, Sandi berjanji akan menerapkan pendekatan diskusi dan tidak represif.

"Kita bukan main aman, bukan asal mengulangi lagi pendekatan sebelumnya yang represif, Satpol PP yang mengusir PKL, Dishub cabut pentil. Selama ini terbukti tidak efisien," tandas Sandiaga.


Bangun Kampung Akuarium

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berencana membangun kembali Kampung Akuarium yang sebelumnya pernah digusur oleh Pemprov DKI.

Anies mengatakan, nantinya Pemprov DKI akan membangun shelter atau permukiman sementara. Shelter yang dibangun di Kampung Akuarium hanya untuk sementara waktu untuk memperbaiki kualitas hidup dan kesehatan warga yang hidup di bangunan kumuh.

"Shelter ini menampung sementara, sehingga mereka yang kali ini tinggal di situ tidak tinggal dalam tempat yang tidak sehat. Jadi tujuannya bukan menjadikan (shelter) permanen," ujar Anies di Balai Kota Jakarta, Kamis 2 November 2017.

Anies mengatakan, sudah ada banyak korban jiwa akibat permukiman yang tidak sehat yang dibangun di atas puing bekas penggusuran.

"Lebih dari 20 orang meninggal karena tidak ada tempat tinggal yang baik. Jadi kesehatan terganggu, konsekuensinya fatal," kata Anies.

Adapun penertiban bangunan liar di Pasar Ikan dan Kampung Akuarium di era Gubernur Ahok lantaran masuk dalam revitalisasi kawasan Kota Tua dan terdapat cagar budaya di sana.

Meski akan mengembalikan permukiman di sana, Anies menyebut rencana awal untuk menjadikan kawasan itu objek wisata dan cagar budaya akan dikembangkan.

"Kami ingin agar Akuarium sampai Sunda Kelapa agar ada satu garis wilayah wisata di Jakarta," ujar Anies.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya