Liputan6.com, Jakarta - Studi terbaru menemukan kaitan antara bentuk penis dan risiko kanker seseorang. Studi oleh Baylor College of Medicine di Texas yang mengkaji data dari 1,5 juta pasien pria, menemukan bahwa pria dengan penis melengkung memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk memiliki kanker. Namun, bengkok yang seperti apa?
Baca Juga
Advertisement
Penelitian yang dipresentasikan di American Society for Reproductive Medicine menemukan bahwa pria dengan fibrosis penis atau dikenal juga dengan penyakit Peyronie, memiliki risiko 40 persen lebih tinggi untuk memiliki kanker testis dan kanker perut, serta peningkatan 29 persen untuk memiliki kanker kulit.
Penyakit Peyronie sejatinya disebabkan oleh penumpukan jaringan parut pada penis. Seiring jaringan parut (plak) terbentuk, hal itu menyebabkan penis membengkok dan dapat menyebabkan ereksi yang menyakitkan serta membuat seks menjadi sulit dilakukan.
Kasus di Indonesia
Penyakit Peyronie diperkirakan memengaruhi antara 0,5-13 persen pria di Amerika Serikat. Menurut Departemen Urologi Weill Cornell Medicine, kebanyakan orang tidak sadar kalau mereka memiliki kondisi tersebut. Sementara di Indonesia sendiri, terjadi lebih dari 150 kasus penyakit Peyronie tiap tahunnya.
Menurut tim dari Baylor College, pria dengan kondisi tersebut harus dipantau kesehatannya karena risiko memiliki kanker lebih tinggi. Penelitian yang dipimpin oleh Dr Alexander Pastuszak juga melakukan analisis genetika terhadap seorang pasien dan ayahnya yang keduanya memiliki penyakit Peyronie. Ditemukan bahwa keduanya memiliki gen yang menempatkan mereka pada risiko melanoma dan kanker prostat.
(Sul/Ul)
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement