Jadi Milik Juventus, De Sciglio Tak Lupakan AC Milan

De Sciglio membeberkan apa yang ia dapat sebagai pemain Juventus dan AC Milan.

oleh Ahmad Fawwaz Usman diperbarui 03 Nov 2017, 13:30 WIB
Mattia De Sciglio datang setelah direkrut Juventus dari AC Milan. (AP Photo/Manu Fernandez)

Liputan6.com, Turin - Mattia De Sciglio mengambil keputusan yang mengejutkan ketika hijrah dari AC Milan ke Juventus pada musim panas 2017. Itu karena De Sciglio telah bersama Rossoneri selama 15 tahun.

De Sciglio memang tercatat sebagai jebolan akademi AC Milan. Ia sudah menimba ilmu di sana sejak 2002. Pada 2011, ia mulai dipromosikan ke tim senior. Sosok yang mempromosikannya adalah pelatih Massimiliano Allegri.

Memasuki musim 2012/2013, pemain kelahiran 20 Oktober 1992 itu mulai mendapatkan kepercayaan untuk sering tampil sebagai starter. Kebetulan, De Sciglio memang dikenal sebagai pemain yang serba bisa.

Saat masih di tim junior, ia berperan sebagai bek tengah. Bersama tim senior Milan, ia bisa dimainkan sebagai bek kanan atau kiri. Tak heran jika ia selalu mendapatkan tempat dalam starting 11 Milan.

Sayang, petualangannya bersama AC Milan harus berakhir pada musim panas 2017. Ia direkrut Juventus hanya dengan biaya 12 juta euro.

 


Mengherankan

Keputusan De Sciglo meninggalkan AC Milan cukup mengherankan, tapi De Sciglio punya alasan tersendiri.

Mattia De Sciglio saat masih mengenakan seragam AC Milan. (AFP/Marco Bertorello)

"Saya mulai mengerti mengapa Juventus selalu menang dalam enam tahun terakhir. Saya telah menemukan keseriusan, profesionalisme, dan perhatian yang mengesankan pada setiap detail," ujar De Sciglio, tentang klub barunya itu.

Dia menambahkan, "Sekarang hanya hanya berpikir soal berkembang, memperbaiki, dan tersedia untuk pelatih," ujar De Sciglio, dilansir Football Italia.

 


Generasi Transisi

Meski begitu, bukan berarti pemain berusia 25 tahun itu benar-benar sudah melupakan AC Milan. Bagaimanapun, ia mengakui bahwa Milan adalah tempat di mana ia berkembang menjadi seorang pemain.

"Hubungan dengan yang saya tinggalkan tentu saja bagus. Saya mendapatkan musim pertama ketika ada transisi dari generasi tua bersama Alessandro Nesta, Gennaro Gattuso, dan Zlatan Ibrahimovic," tegas De Sciglio.

"Saya pun menjalaninya lebih dulu. Jadi saya tahu butuh banyak waktu jika ada perubahan. Sekarang saya sudah mulai menyatu dengan tim ini. Meski untuk mendapatkan puncak permainan, Anda butuh irama," ia mengakhiri.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya