Apa Batasan Seseorang Bisa Dibilang Kecanduan Gadget?

Saat ini gadget merupakan barang yang tidak bisa ditinggalkan. Kapankah seseorang disebut kecanduan gadget?

oleh Umi Septia diperbarui 03 Nov 2017, 15:30 WIB
Saat ini gadget merupakan barang yang tidak bisa ditinggalkan. Kapankah seseorang disebut kecanduan gadget?

Liputan6.com, Jakarta Saat ini hampir setiap orang tidak bisa lepas dari telepon selular atau gadget. Gadget merupakan barang yang selalu ada dalam genggaman sejak bangun tidur hingga malam. Lalu kapankah hal ini bisa disebut sebagai kecanduan?

Menurut sosiolog bidang jejaring sosial, Roby Muhamad, saat ini aktivitas di media sosial yang sangat tinggi membuat banyak orang sulit terlepas dari gadget.

Mengenai batasan waktu yang dihabiskan untuk bermain gadget sehingga disebut sebagai sebuah kecanduan, Roby menjelaskan hal itu belum ada ukurannya.

"Ukuran normal secara psikis berapa lama bermain gadget dalam sehari masih diperdebatkan. Tapi secara umum, orang mengecek smartphone itu tidak kurang dari 300 hingga 500 kali sehari," ucap Roby saat ditemui di acara Study Yogrt ditulis Jumat (4/11/2017) di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Selain itu, seseorang dikatakan kecanduan gadget jika gadget membuat aktivitas sehari-hari terganggu.

"Batasan kecanduan gadget itu bukan seberapa lama bermain gadget tapi seberapa besar hal itu mengganggu pekerjaan atau fungsi yang seharusnya orang tersebut jalani, seperti mengurus keluarga," pungkasnya.

 

Saksikan video menarik berikut :

 

 


Aktivitas online paling di minati

Roby melakukan survei demografi online untuk mengetahui minat generasi milenial di media massa. Hasilnya, sebanyak 67 persen orang melakukan aktivitas online melalui chatting dan juga media sosial. Sisanya, sebesar 15 persen orang melakukan belanja sebagai aktivitas online dan 8 persen melakukan aktivitas perbankan.

Selain itu, Study Yogrt juga menemukan fakta bahwa topik yang paling diminati di media sosial yaitu sebanyak 45 persen musik, 30 persen minat terhadap film dan 28 persen kepada agama, sisanya barulah merujuk pada literatur dan politik.

Menurut Roby, menggunakan media sosial akan mempermudah banyak hal asalkan digunakan secara bijak. Jika seseorang terlanjur kecanduan, akan lebih sulit untuk menghindari gadget karena sosial media memiliki notifikasi yang dibuat secara khusus dan hal inilah yang menarik perhatian penggunanya.

"Tips untuk yang kecanduan, berhenti total menggunakan gadget. Namun sekarang juga ada alternatif seperti psikolog dan konsultan yang bisa membantu mengatasi hal tersebut," tutup dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya