Tanggapan Menko Darmin soal Trump Pilih Powell Jadi Bos The Fed

Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan kebijakan ekonomi yang diambil pemerintah juga hal penting yang jadi perhatian.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 03 Nov 2017, 14:48 WIB
Menko Perekonomian Darmian Nasution saat mengumumkan paket kebijakan ekonomi tahap pertama di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (9/9/2015). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump menunjuk Jerome Powell sebagai Gubernur The Federal Reserve (The Fed) yang baru. Powell terpilih karena dianggap akan meneruskan kenaikan suku bunga AS secara bertahap.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution tidak mau ambil pusing dengan pemilihan Powell sebagai bos Bank Sentral AS yang baru, menggantikan Janet Yellen. Pemerintah ingin fokus untuk terus memperkuat fundamental ekonomi nasional.

"Orang bilang begitu, ini tipenya sama (seperti Yellen). Tapi ngapain pusing, yang paling penting apa yang kita lakukan di sini," tegas Darmin saat ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat (3/11/2017).

Nilai tukar rupiah saat ini masih berada di kisaran Rp 13.500 per dolar AS. Sebelumnya mata uang Garuda sempat anjlok dan tembus ke level Rp 13.600 per dolar AS. Sementara pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbeda dengan arah kurs. IHSG menyentuh ke level 6.000.

"Kurs rupiah memang bergerak agak lemah selama dua bulan ini. Itu gabungan dari beberapa hal, seperti kenaikan suku bunga AS, ditambah konflik Korea Utara dan AS, tapi kok sekarang diam ya, padahal tadinya memanas dan diprediksi bisa perang, Jadi orang menghitung semua," jelas Darmin.

Namun, Darmin Nasution menuturkan, pergerakan kurs tidak sejalan dengan IHSG yang mencatatkan kinerja gemilang. Hal itu terjadi karena semakin besar peranannya investor domestik di pasar modal Indonesia.

"Investor kita tidak sekadar ikut-ikutan sekarang. Sudah banyak investor yang mengambil posisi sendiri, sehingga IHSG naik, kurs menurun. Biasanya kalau asing yang melakukannya semua sejalan, begitu investor asing jual, IHSG turun, kurs memburuk. Tapi ini tidak sejalan, karena bukan asing," kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 


Presiden Trump Tunjuk Jerome Powell Jadi Bos Baru The Fed

Sebelumnya Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dipastikan akan menunjuk Jerome Powell sebagai Gubernur Federal Reserve (The Fed) berikutnya, menggantikan Janet Yellen.

Melansir laman Reuters, Kamis 2 November 2017, keputusan Trump yang dijadwalkan diumumkan pada Kamis sore waktu setempat, mengakhiri proses pemilihan yang berlangsung selama berbulan-bulan.

Terdapat lima kandidat yang masuk dalam bursa pilihan Trump, termasuk Gubernur Fed Janet Yellen sebelum akhirnya pilihan Trump jatuh pada Powell. Kandidat lainnya, yakni Direktur Dewan Ekonomi Nasional Gary Cohn, Ekonom Stanford University John Taylor, dan mantan Gubernur Fed Kevin Warsh.

Powell telah menjabat sebagai salah satu Dewan Gubernur Fed sejak 2012. Nama Powell beredar kuat sebagai pengganti Yellen, dibanding pesaing lainnya selama lebih dari seminggu ini.

Seorang sumber yang mengetahui proses tersebut mengatakan, tidak akan ada kejutan dalam pemilihan Bos The Fed yang baru ini, karena calonnya sudah jelas. Ini terlepas dari reputasi Trump yang dikenal selalu mengambil keputusan di detik terakhir.

Trump rencananya akan mengumumkan pilihannya pada Kamis pukul 3 sore waktu setempat, di Gedung Putih.

Janet Yellen, yang sebelumnya dijagokan Presiden dari Demokrat, Barack Obama, akan mengakhiri masa jabatannya sebagai Gubernur The Fed pada Februari 2018. Namun dia akan tetap menduduki sebagai Anggota Dewan Gubernur Fed sampai 2024.

Powell (64) tahun, selama ini dikenal sebagai pendukung Yellen terkait penetapan kebijakan moneter. Di mana, dalam beberapa tahun terakhir muncul kekhawatiran bahwa tingkat inflasi yang rendah menjadi pertimbangan bank sentral lebih hati-hati untuk menaikkan suku bunga.

Ekonom Commerzbank Bernd Weidensteiner mengatakan, terpilihnya Powell menjadi penanda jika Trump telah memilih "orang yang paling tidak kontroversial" untuk menduduki kursi bank sentral AS.

"Di bawah kepemimpinannya (Powell), pasar akan berjalan bisnis seperti biasa - yang mereka jelas suka," jelas dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya