Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang mengatakan, pihaknya akan mengawasi proyek Light Rail Transit (LRT) dan Mass Rapid Transit (MRT) di Jabodetabek.
Sebab, anggaran proyek LRT menurut Saut mencapai Rp 27,5 triliun. Sedangkan terkait proyek MRT, Saut tak menjelaskan detail dana proyek tersebut.
Advertisement
"Tadi kita juga membahas bagaimana yang sekarang sedang dibangun. Dibahas juga MRT, LRT kita bahas juga. Itu kan angkanya cukup besar. Anda bisa bayangkan (proyek LRT) Rp 27,5 (triliun). E-KTP saja baru Rp 5 triliun kan. Anda bayangkan ini kalau enggak kita jaga," ujar Saut di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (3/11/2017).
Pernyataan Saut tersebut dilayangkan usai dirinya ditemui oleh Dirut PT Kereta Api Indonesia (KAI) Edi Sukmoro dan jajarannya.
Diketahui, PT KAI merupakan investor dalam proyek LRT. Sementara Adhi Karya bertindak sebagai kontraktor.
Saksikan vidio pilihan di bawah ini:
Melalui PMN
Menurut Saut, pendanaan proyek LRT ini melalui penyertaan modal negara (PMN) dengan nilai Rp 9 triliun.
Dari nilai tersebut masing-masing diberikan kepasa Adhi Karya sebesar Rp 1,4 triliun sedangkan PT KAI Rp 7,6 triliun. Sementara sisanya, sekitar Rp 18 triliun dibiayai melalui pinjaman bank.
Saut mengatakan, sebelum terjadinya penyelewengan dana, pihaknya akan turut mengawasi proyek tersebut.
"KPK dari awal sudah dikatakan bahwa kami harus masuk ke pencegahan. Kereta api ini kan membangun peradaban,” kata Saut.
Advertisement