Begini Reaksi Warganet soal Pelaporan Meme Setya Novanto

Seperti akun @pardedereza menulis tindakan Setya Novanto melaporkan penyebar meme justru membuat nama Setnov semakin tercemar.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Nov 2017, 06:18 WIB
Ketua DPR RI Setya Novanto. (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Pelaporan terhadap penyebar meme Ketua DPR Setya Novanto mendapat berbagai reaksi dari warganet. Beragam tanggapan muncul di media sosial seperti Twitter, dan akun Setya Novanto @sn_setyanovanto pun disebut-sebut.

Seperti pemilik akun @dictorman_ yang menuliskan satire soal hukum di Indonesia, khususnya terkait kasus pidana penyebaran meme Setya Novanto.

"Kasus di pidanakannya pembuat meme Setya Novanto menyadarkan kita jika di Indonesia pembuat meme lebih kriminal daripada koruptor," tweet @doctorman_ yang diunggah pada Jumat (3/11/2017).

Sedangkan, akun @juliusibrani membandingkan penanganan kasus penyebar meme Setya Novanto dengan kasus penyerangan air keras pada penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.

"Ada yg janggal, di hati dan pikiran. Penyebar foto Setya Novanto dikejar. Smntr, Penyiram Air Keras ke Novel tidak jelas dan buyar," tweet akun @juliusibrani.

Sementara, akun @pardedereza menulis tindakan Setya Novanto melaporkan penyebar meme justru membuat nama Ketua Umum Partai Golkar itu semakin tercemar.

"Setya Novanto laporin yg buat meme tentang dia ke polisi, krn mencemarkan nama baik. Gw yakin skrg namanya makin ancur ga ada baik" nya," tweet akun @pardedereza disertai emoji menangis bahagia.

 


Pencemaran Nama Baik

Sebanyak 32 akun media sosial dilaporkan pihak Setya Novanto karena mengunggah meme yang dinilai menghina Ketua DPR RI itu. Akun-akun tersebut tersebar di media sosial sepert Twitter, Instagram, dan Facebook

Pengacara Setya Novanto, Fredrich Yunadi mengatakan meme-meme tersebut bukanlah bentuk kritik melainkan pencemaran nama baik.

"Kalau seperti ini (menyebarkan meme) itu bukan kritik, itu pencemaran nama baik. Begini saja deh, yang bersangkutan mau enggak orangtuanya dijelek-jelekkan. Jadi harus bisa bedakan antara kritik dan menghina," kata Fredrich, Kamis 2 November 2017. (Andri Setiawan)

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya