Data Ekonomi AS Tekan Harga Emas

Harga emas berjangka untuk pengiriman Desember turun 0,7 persen menjadi US$ 1.269,20 per ounce.

oleh Arthur Gideon diperbarui 04 Nov 2017, 07:12 WIB
Seorang pekerja mengangkat emas batangan 99,99 murni yang selesai dicetak di pabrik logam mulia Krastsvetmet, Rusia, 24 Oktober 2016. Krastsvetmet merupakan salah satu produsen terbesar di dunia dalam industri logam mulia (Reuters/Ilya Naymushin)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas turun ke level terendah dalam satu minggu pada perdagangan Jumat. Tekanan terbesar yang membuat harga emas turun adalah data ekonomi AS yang lebih baik dari konsensus sehingga mendorong penguatan nilai tukar dolar AS.

Mengutip Reuters, Sabtu (4/11/2017), harga emas di pasar spot turun 0,6 persen menjadi US$ 1.267,95 per ounce pada pukul 02.26 siang waktu New York. Level ini merupakan adalah titik terendah sejak 27 Oktober yang berada di angka US$ 1.265,16 per ounce.

Adapun harga emas berjangka untuk pengiriman Desember turun 0,7 persen menjadi US$ 1.269,20 per ounce.

"Data-data ekonomi AS terus membaik dan membuat prospek kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau the Fed terus menguat," jelas Quantitative Commodity Research consultant Peter Fertig.

"Prospek kenaikan suku bunga terus menguat sehingga membuat nilai tukar dolar AS melambung dan menjadi tekanan terhadap harga emas," lanjut dia.

Prospek kenaikan suku bunga pada akhir tahun ini tak akan berubah meskipun terjadi pergantian pimpinan Bank Sentral AS.

Kebijakan moneter yang telah diambil oleh Gubernur the Fed Janet Yellen selama ini tidak akan berubah dengan kandidat gubernur the Fed selanjutnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 


Pilihan Donald Trump

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dipastikan menunjuk Jerome Powell sebagai Gubernur Federal Reserve (The Fed) berikutnya, menggantikan Janet Yellen.

Terdapat lima kandidat yang masuk dalam bursa pilihan Trump, termasuk Gubernur Fed Janet Yellen sebelum akhirnya pilihan Trump jatuh pada Powell. Kandidat lainnya, yakni Direktur Dewan Ekonomi Nasional Gary Cohn, ekonom Stanford University John Taylor, dan mantan Gubernur Fed Kevin Warsh.

Powell telah menjabat sebagai salah satu Dewan Gubernur Fed sejak 2012. Nama Powell beredar kuat sebagai pengganti Yellen, dibanding pesaing lainnya selama lebih dari seminggu ini.

Seorang sumber yang mengetahui proses tersebut mengatakan, tidak akan ada kejutan dalam pemilihan bos The Fed yang baru ini, karena calonnya sudah jelas. Ini terlepas dari reputasi Trump yang dikenal selalu mengambil keputusan pada detik terakhir.

Trump rencananya akan mengumumkan pilihannya pada Kamis pukul 3 sore waktu setempat, di Gedung Putih.

Janet Yellen, yang sebelumnya dijagokan Presiden dari Demokrat, Barack Obama, akan mengakhiri masa jabatannya sebagai Gubernur The Fed pada Februari 2018. Namun, dia akan tetap menduduki sebagai Anggota Dewan Gubernur Fed sampai 2024.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya