Liputan6.com, Bone: Warga Desa Padalloang, Barebbo, Bone, Sulawesi Selatan, punya tradisi unik sebagai ungkapan syukur atas panen raya yang melimpah. Tradisi itu adalah malancca atau adu betis. Tradisi ini terbilang ekstrim karena para peserta tak menggunakan pengaman pada betisnya.
Dalam mallanca, satu tim terdiri dari dua orang dewasa melawan tim lain. Saat berlaga, salah seorang yang menjadi sasaran, memasang kaki dengan kuda-kuda yang kuat sementara temannya berdiri di belakang dan menggunakan kakinya sebagai penahan kaki sasaran.
Saat sudah siap, lawan menendang bagian betis sasaran tanpa alat pengaman apa pun. Dalam satu giliran, pemain menendang kaki lawan tiga hingga empat kali. Tidak ada pemenang dalam tradisi ini. Tak ada pula dendam meski betis diadu, bahkan usai, laga para peserta saling berjabat tangan.
Agar kaki tidak sakit, sebelum beraksi peserta menjalani ritual dan menjampi-jampi betisnya. Bagi warga Padalloang, mallanca menjadi atraksi yang menghibur. Tak hanya bagi kaum pria tapi wanita juga. Selain sebagai bentuk syukur, tradisi ini sebagai ajang silaturahim antara warga.(JUM)
Dalam mallanca, satu tim terdiri dari dua orang dewasa melawan tim lain. Saat berlaga, salah seorang yang menjadi sasaran, memasang kaki dengan kuda-kuda yang kuat sementara temannya berdiri di belakang dan menggunakan kakinya sebagai penahan kaki sasaran.
Saat sudah siap, lawan menendang bagian betis sasaran tanpa alat pengaman apa pun. Dalam satu giliran, pemain menendang kaki lawan tiga hingga empat kali. Tidak ada pemenang dalam tradisi ini. Tak ada pula dendam meski betis diadu, bahkan usai, laga para peserta saling berjabat tangan.
Agar kaki tidak sakit, sebelum beraksi peserta menjalani ritual dan menjampi-jampi betisnya. Bagi warga Padalloang, mallanca menjadi atraksi yang menghibur. Tak hanya bagi kaum pria tapi wanita juga. Selain sebagai bentuk syukur, tradisi ini sebagai ajang silaturahim antara warga.(JUM)