Warga Nusa Penida Kini Bisa Nikmati Harga BBM seperti di Jawa

Setelah di Nusa Penida, Pemerintah akan meresmikan 27 titik lainnya untuk memenuhi target 59 titik BBM Satu Harga di 2017.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 05 Nov 2017, 13:30 WIB
Sejumlah pengendara motor saat tengah mengisi bahan bakar di salah satu SPBU di Kuningan, Jakarta, Senin (19/1/2015). (Liputan6.com/Miftahul Hayat)

Liputan6.com, Jakarta Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung di Bali menjadi titik ke-27 beroperasinya lembaga penyalur Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga. Setelah diresmikan Sabtu (4/11/2017) kemarin, pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) di pulau terluar ini pun bertambah.

Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Kompak yang baru beroperasi ini memiliki kapasitas tangki penyimpanan 20 kilo liter (kl) untuk Solar, 20 kl Premium, 20 kl Pertalite, 3 kl Pertamax dan Dexlite 5 kl. Pasokan BBM untuk SPBU ini berasal dari Terminal BBM Manggis, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali.

I Made Sumitra, pecalang (petugas keamanan) di Banjar (Lingkungan) Nyuh Kukuh, Desa Ped, Nusa Penida, mengaku senang dengan adanya SPBU Kompak yang baru beroperasi ini.

"Untung ada di sini, karena saya di daerah Nyuh Kukuh, dekat saya membeli bensin, ndak jauh ke sana (Desa Sintal) lagi. Apalagi kalau malam atau sore harus beli bensin, kan dekat. Ini juga kan untuk pariwisata," ujar dia dalam keterangannya, Minggu (5/11/2017).

SPBU Kompak ini memang memiliki jarak yang dekat dari Pelabuhan Nyuh di Nusa Penida, yakni 150 meter saja. Sebelumnya, telah ada dua SPBU lain yang beroperasi, satu di wilayah Sintal berjarak 6 kilometer dan di wilayah Ketapang berjarak sekitar 15 km dari Pelabuhan Nusa Penida.

Tidak jauh berbeda dengan Sumitra, Made Natalia, pegawai di salah satu operator kapal cepat Sanur-Nusa Penida, menyebutkan bahwa adanya SPBU Kompak ini membantu operasional kapal cepat.

"Dulu kita susah cari bahan bakar, untung ada SPBU di sini sudah lebih bagus. Kalau misalnya mau ditambah (SPBU) lagi, lebih baik lagi di pelabuhan ini. Karena di sini kan ada beberapa kapal cepat yang membutuhkan bensin. Sekarang juga lebih gampang (beli BBM). Dulu pernah kehabisan BBM, karena cuma ada dua (SPBU), itu pun jauh-jauh sekali, kalau beli di pengecer Rp 7.000," jelasnya.

Rekan Sumitra lainnya, Made Mudita, berharap daerah Nusa Penida tidak susah lagi untuk mendapatkan BBM. "Dulu sebelum ada SPBU ini, kan ada dua SPBU, tapi di Nusa Penida sering kehabisan (BBM). Mungkin karena banyak yang beli. Mudah-mudahan sekarang ini ada terus," harap dia.

 


Energi Berkeadilan untuk Masyarakat

Anggota Komite BPH Migas M Ibnu Fajar mengatakan, pemerintah terus berupaya untuk mewujudkan energi berkeadilan, terutama untuk masyarakat di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar), termasuk di Pulau Nusa Penida, agar dapat meningkatkan perekonomian masyarakat

Menurutnya, kegiatan perekonomian di Nusa Penida harus meningkat dengan adanya lembaga penyalur baru ini. Pemerintah menerapkan BBM Satu Harga ini bukan tanpa alasan, hal ini untuk me-leverage pertumbuhan ekonomi di wilayah-wilayah 3T.

"Saya melihat di Nusa Penida ini untuk wisata sudah cukup berkembang. Kita berharap akan lebih berkembang lagi. Semua itu berhubungan dengan energi. Energinya harus dipenuhi dulu, salah satunya BBM. Kita berharap ini jadi momentum yang bagus. Khususnya bagi masyarakat Nusa Penida, dan Kabupaten Klungkung pada umumnya, ini bisa secara cepat untuk pertumbuhan ekonominya, akan kita dorong," jelas Ibnu.

Setelah di Nusa Penida, Pemerintah akan meresmikan 27 titik lainnya untuk memenuhi target 59 titik BBM Satu Harga di 2017.

Tahun 2018, akan dibangun 52 penyalur di wilayah dengan infrastruktur dan laut terbatas sebanyak dan pada tahun 2019 akan dibangun 46 penyalur di wilayah dengan infrastruktur darat dan laut yang cukup sulit. (Yas)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya