Liputan6.com, Jambi - Gubernur Jambi, Zumi Zola tengah gencar membujuk ribuan pedagang di pasar Angso Duo untuk pindah ke lokasi yang baru yang resmi dimulai 4 November 2017. Salah satunya adalah dengan mengajak para pedagang berkumpul dan bernyanyi bersama.
Sabtu siang, 4 November 2017, Zumi Zola kembali menyambangi lokasi baru pasar Angso Duo. Pasar ini memang tidak terlalu jauh dari rumah dinas Gubernur Jambi, hanya satu jalur tepat di pinggir sungai Batanghari.
"Seluruh fasilitas pasar Angso Duo yang baru ini harus selesai 2018 nanti. Hari ini kita sukuran relokasi pasar, sudah banyak pedagang yang berbondong-bondong pindahan hari ini," ujar Zumi Zola.
Baca Juga
Advertisement
Menurut Zola, rencana pembangunan lokasi pasar Angso Duo yang baru memang sudah berlangsung lama. Bahkan sejak dirinya belum menjabat sebagai gubernur. Ini karena pasar Angso Duo adalah denyut nadi perekonomian warga Jambi.
Hampir seluruh komoditi di Jambi bahkan daerah tetangga seperti Sumatera Barat (Sumbar), Riau, Bengkulu, Palembang hingga Lampung ada di pasar terbesar di Jambi itu.
Alasan utama pembangunan pasar berlambang dua ekor angsa itu adalah lokasi lama yang dinilai sudah sangat tidak layak. Kawasan pasar Angso Duo yang lama memang terlihat kotor, kumuh dan tak tertata. Para pedangan bahkan meluber hingga ke jalan-jalan sehingga mengganggu lalu lintas.
Rencananya, lokasi pasar lama yang bersebelahan dengan lokasi pasar Angso Duo yang baru itu akan disulap menjadi kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Pasar Angso Duo yang baru disebut bisa menampung lebih dari 3.000 pedagang. Dengan jumlah ribuan lapak, pasar ini disebut bakal menjadi pasar tradisional namun modern terbesar di Indonesia. Pengerjaannya dilakukan oleh pihak ketiga yakni PT Eraguna Bumi Nusantara (EBN) sejak 2014 lalu senilai Rp 146 miliar dengan target selesai pada 9 Juni 2016.
Namun pada perjalanannya sempat mangkrak dan tidak kelar sesuai target awal. Hingga proses pembangunannya diperpanjang sampai 2017 ini. Mangkraknya pembangunan pasar itu sempat membuat resah para pedagang. Sebab, ribuan pedagang sudah membayar uang muka kepada PT EBN untuk menempati lapak baru yang totalnya mencapai Rp 30 miliar.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Sejumlah Pedagang Menolak Pindah
Ada yang mau pindah, ada juga yang menolak. Sejumlah pedagang yang menolak itu beralasan, hanya mau pindah setelah seluruh pembangunan pasar Angso Duo yang baru benar-benar selesai.
"Ini lapak saya yang mana saja belum jelas. Kok buru-buru pindah. Selesaikan semua (pembangunan) baru pindah itu lebih baik," ujar Idha, salah seorang pedagang sayuran di pasar Angso Duo.
Ia juga mengeluhkan kondisi jalan menuju pasar Angso Duo yang baru itu dinilai belum layak karena pembangunannya belum selesai. Tidak itu saja, sejumlah pedagang juga mengeluhkan banyaknya pedagang dari luar daerah yang mendapatkan lapak di pasar Angso Duo yang baru.
"Jadi kami minta sebagai pedagang lama menjadi prioritas. Kami menemukan banyak calon pedagang baru dari luar daerah," ujar Kaspul, salah seorang pedagang lainnya.
Akibat penolakan itu, hingga Sabtu malam, 4 November 2017, masih banyak pedagang yang masih menggelar lapak dagangannya di kawasan pasar Angso Duo lama.
Tak hanya berdagang, seluruh aktivitas seperti bongkar muat berbagai macam sayur mayur maupun komoditi lainnya masih dilakukan di lokasi pasar Angso Duo yang lama. Padahal, Pemprov Jambi memutuskan relokasi harus sudah dimulai sejak 4 November 2017.
Sejumlah aparat Satpol-PP tampak berjaga-jaga, namun tidak melakukan penertiban.
Advertisement