Atlet Sultra Jadi Tulang Punggung Timnas Softball Indonesia U-19

Timnas Softball Indonesia U-19 tembus tiga besar Kejuaraan Asia.

oleh Ahmad Akbar Fua diperbarui 05 Nov 2017, 13:30 WIB
Atlet softball asal Sulawesi Tenggara di Timnas Indonesia U-19 pada Kejuaran Asia di Hong Kong. (Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Liputan6.com, Hong Kong - Timnas softball Indonesia U-19 mencetak sejarah baru dengan menembus tiga besar Kejuaraan Asia. Di balik capaian mereka, enam atlet asal Indonesia Timur, tepatnya dari Kendari, Sulawesi Tenggara, memainkan peran.

Atlet asal Sultra itu adalah Lucky Fidel, Malikul Mulqi Kentandaku, Abriansyah Tri Saputra Hamzah, Muhammad Rizaldhy, M Saban Aksa, dan Agil Sirat.

Selain timnas, mereka juga memperkuat Lakidende Kendari Sulawesi Tenggara yang dipimpin Wakil Direktur Bidang Softball Pengurus Besar Persatuan Baseball dan Softball Amatir Seluruh Indonesia (Perbasasi), Pahri Yamsul.

Andriansyah Tri Saputra Hamzah merupakan pitcher cadangan. Dia melapis Renaldy, pitcher asal Jawa Timur yang menjadi tulang punggung timnas. Sedangkan lima nama lain tampil di outfield.

Kehadiran mereka di timnas bukan tanpa alasan. Pelatih Apolonia Rosales sudah melihat potensi keenamnya pada Kejurnas Softball U-19 di Makassar, Sulawesi Selatan. Mereka dianggap bertalenta dan mampu bertanding dalam tekanan.

Tidak hanya itu, empat dari enam pemain itu memperkuat Sultra pada PON 2016. Mereka adalah Lucky Fidel, Malikul Mulqi Kentandaku, Abriansyah Tri Saputra Hamzah, dan Muhammad Rizaldhy.


Andalan di PON

Pada PON XIX, mereka membantu atlet senior Sultra untuk merebut emas. Capaian mereka merupakan sejarah karena untuk pertama kali tim Sulawesi menjadi juara sejak softball dipertandingkan pada PON Surabaya tahun 1967.

"Atlet softball Sultra sebenarnya memiliki potensi, hanya kurang mendapatkan perhatian pemerintah setempat. Makanya saya lihat mereka bisa menjadi yang terbaik di Indonesia kalau dilatih benar," ujar Apolonia Rosales.

Dengan terlibatnya keenam di timnas, Pahri Yamsul berharap Sultra bisa mempertahankan emas pada PON XX Papua. Sebab, setelah kembali dari Kejuaraan Asia di Hong Kong, mereka diharapkan memberi efek psikologis positif bagi atlet lain ketika kembali ke kampung halaman.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya