Liputan6.com, Jakarta - Mantan Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi kembali masuk dalam lingkungan Pemprov DKI Jakarta. Rustam yang dulu mengundurkan diri pada era Ahok kini diangkat menjadi staf khusus Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno.
"Pertama-tama saya ingin perkenalkan Pak Rustam yang mulai Senin ini akan aktif mendampingi saya sebagai staf khusus untuk membidangi banyak sekali pengaduan masyarakat," ucap Sandi di Balai Kota Jakarta, Senin (6/11/2017).
Advertisement
Menurut Sandi, Rustam Effendi sangat berpengalaman dalam menata PKL di Jakarta. Kelebihan itu yang membuat Sandi kepincut untuk kembali mengajak Rustam menjadi bagian dari timnya.
"Pak Rustam sangat berpengalaman, sudah meniti kariernya dari awal di DKI dan butuh percepatan untuk penanganan layanan masyarakat, pengaduan seperti ini. Jadi enggak berulang kali," ucap Sandi.
Pada era Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Rustam Effendi mengundurkan diri lantaran tersinggung dengan ucapan Ahok yang menyebut dirinya berhubungan dengan Yusril Ihza Mahendra. Kala itu, dia dianggap sebagai pendukung Yusril lantaran tidak menyegerakan penggusuran di Jakarta Utara.
Tidak hanya itu, meski Ahok mengaku hanya bercanda, Rustam disebut sebagai anggota geng golf, sebuah kelompok pejabat Eselon I dan II DKI yang hobi bermain golf.
Tak tahan dengan panasnya omongan Ahok, Rustam Effendi memutuskan untuk menanggalkan jabatannya sebagai Wali Kota Jakarta Utara pada Senin, 25 April 2016. Dia mengambil keputusan itu setelah menuliskan catatan di akun media sosialnya.
Alasan Rustam
Lantas apa alasan sebenarnya Rustam mundur kala itu? Ia mengatakan keputusan ini diambil setelah memperhatikan dan mengikuti perkembangan akhir-akhir ini, khususnya mulai Jumat, 22 April 2016.
"Intinya menurut saya apa yang disampaikan oleh Pak Gubernur itu, Pak Gubernur menilai kinerja saya masih kurang. Nah, kalau sebagai bawahan dinilai atasan kinerjanya masih kurang, saya berpikir ya sudah saya mengundurkan diri saja," beber Rustam.
Pada Jumat, 22 April, Ahok menegur Rustam dalam rapat penanganan banjir di Balai Kota Jakarta. Mulanya, Ahok mendengar laporan jajaran Dinas Tata Air yang mengeluhkan kesulitan menormalisasi saluran air di kolong Tol Ancol, Penjaringan, karena banyaknya permukiman liar.
Mendengar keluhan Dinas Tata air tersebut, Ahok langsung menegur Rustam yang lambat melakukan penertiban. Padahal, perintah untuk menormalisasi saluran air di kolong Tol Ancol sudah diberikan sejak tahun lalu.
"Duh Pak Wali Kota ini, saya selalu bilang begini Pak Wali, Pak Wali, kalau saya suruh usir orang itu wah ngelesnya. Jangan-jangan satu pihak sama Yusril ini?" ujar Ahok.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement