Idealkah Mengganti Oli Mesin Mobil Setiap 10.000 Km?

Apakah benar 10.000 km menjadi patokan ideal untuk mengganti oli mesin pada mobil?

oleh Amal Abdurachman diperbarui 06 Nov 2017, 12:03 WIB
Ilustrasi Foto Ganti Oli Mobil (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Teknologi oli untuk mobil semakin lama semakin canggih, sehingga beberapa pabrikan mengklaim oli tersebut dapat digunakan hingga 10.000 km sebelum pergantian selanjutnya. Namun, apakah hal tersebut aman untuk dilakukan?

Oli merupakan komponen yang sangat penting di dalam mesin mobil. Jika oli mesin tidak sehat, maka mesin mobil tidak dapat terlumasi dengan optimal. Nah, untuk mendapatkan waktu ideal untuk mengganti oli sebenarnya sudah tertuliskan di dalam buku manual dari mobil kesayangan Anda.

Foto dok. Liputan6.com

Misalkan pada Honda Brio Satya, pada halaman 125, dijelaskan waktu penggantian oli yang disarankan dalam kondisi normal adalah setiap 6 bulan sekali atau 10.000 km. Sedangkan dalam kondisi berkendara yang berat, waktu dan jarak yang disarankan adalah setengahnya, yakni setiap 3 bulan sekali atau 5.000 km.

Seperti apakah kondisi berat bagi mesin untuk mobil passenger seperti Brio Satya?

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 


Kondisi Berat Bagi Mesin

Buku manual brio.(Istimewa)

Menurut buka manual tersebut dijelaskan, beberapa poin:

1. Jika sekali perjalanan kurang dari 8 km, atau pada suhu udara dingin kurang dari 16 km per perjalanan.

2. Jika berkendara di suhu yang sangat panas, seperti di atas 35 derajat celcius.

3. Sering berada dalam kondisi idle, atau menghadapi kondisi stop and go.

4. Rak berisi muatan, atau di medan pegunungan yang mempengaruhi beban kinerja mesin.

5. Jalanan berlumpur, berdebu.

Dari poin tersebut dapat terlihat, mobil yang berada di kota-kota besar, seperti Jakarta berada dalam kondisi berkendara yang berat. Terutama poin yang menunjukkan mobil yang sering berada dalam kondisi idle.

"Masalahnya kan kalau di Indonesia macet meski jarak dekat, mesin tetap bekerja. Menunggu jarak untuk ganti oli, takutnya pelumasnya itu tidak akan maksimal lagi kerjanya," terang Gordon Alexander Lit, Chief Technical and Training Officer Liqui Moly, oli asal Jerman untuk wilayah kerja Asia Pasifik di Jakarta, Rabu (6/9).

Oleh karena itu, Gordon menilai idealnya ganti oli untuk kendaraan di kota-kota besar dihitung berdasarkan durasi pemakaian saja.

"Setahun dua kali ganti oli untuk mobil itu tidak cukup. Saya rekomendasikan tiap tiga atau empat bulan ganti (tiga kali dalam setahun), meski belum sampai 10.000 km (atau jarak ideal penggantian oli)," tambahnya.

Nah, untuk lebih mengenali kebutuhan mobil Anda, jangan lupa untuk mempelajari buku manual mobil Anda. Karena setiap mobil memiliki kebutuhan yang berbeda-beda.

 


Banyak Pemalsuan, Begini Cara Identifikasi Oli Shell

Maraknya produk oli yang dipalsukan ternyata dirasakan perusahaan pelumas PT Shell Indonesia. Hal ini membuat Shell Indonesia, khususnya Shell Lubricants, menerapkan teknologi Jam Jar.  

Menurut Direktur Pelumas PT Shell Indonesia, teknologi Jam Jar merupakan terobosan baru untuk menjaga keaslian produk Shell yang beredar di pasaran.

"Kami berkomitmen untuk menyediakan produk terbaik bagi pelanggan kami dan kami akan terus membawa inovasi untuk memastikan pelanggan mendapatkan produk terbaik dan tetap menjaga keaslian produk yang beredar di masyarakat," ungkap Dian saat ditemui di pabrik Shell Indonesia di Merunda, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (18/10/2017).

Teknologi Jam Jar memiliki kode QR pada lapisan kedua yang dapat dipindai dan terhubung ke serverShell Anti-Counterfeit System (sistem Shell untuk anti-pemalsuan).

Letak kode ini terdapat di bagian tutup kemasan yang juga memiliki hologram anti rusak.

Untuk mengecek keaslian pelumas Shell, hal yang dilakukan dengan cara dipindai. Namun, konsumen juga dapat mengunjungi ac.shell.com dan memasukkan 16 angka yang tertera di lapisan kedua pada segel pengaman untuk melakukan verifikasi produk.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya