'Paradise Papers', 13 Juta Dokumen Skandal Pajak Bocor ke Publik

Paradise Papers, laporan surga pajak mencatut nama orang superkaya di dunia, dari AS, Inggris, hingga Indonesia

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 06 Nov 2017, 11:26 WIB
Ilustrasi Foto Pajak (iStockphoto)

Liputan6.com, London - Dokumen keuangan dalam skala besar, jumlahnya sekitar 13,4 juta, bocor ke publik. Bocoran yang dinamakan Paradise Papers (Dokumen Surga) mengungkap mengungkapkan bagaimana orang superkaya, termasuk Ratu Elizabeth, diam-diam berinvestasi di luar negeri, di mana surga pajak (tax haven) berada.

Seperti halnya Panama Papers, dokumen-dokumen tersebut didapat surat kabar Jerman, Süddeutsche Zeitung, yang kemudian meminta International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ) untuk melakukan investigasi secara lebih rinci.

BBC Panorama dan Guardian termasuk dalam 100 lebih media yang menginvestigasi dokumen-dokumen tersebut.

Sejumlah dokumen yang telah dibocorkan pada Minggu 5 November 2017 baru sebagian kecil, yang mengungkap skandal pajak dan keuangan -- dari ratusan orang dan perusahaan yang namanya disebut dalam data.

Sejumlah pelaku bisnis terbesar di dunia, kepala negara, dan tokoh global dalam bidang politik, hiburan dan olahraga diduga kuat melindungi kekayaan mereka di tempat-tempat rahasia, dengan memanfaatkan tax havens (suaka/surga pajak) di sejumlah negara.

Seperti dikutip dari BBC, Senin (6/11/2017), selain Ratu Elizabeth juga ada juga nama menteri perdagangan dalam kabinet Presiden Donald Trump, Wilbur Ross, yang disebut memiliki saham di perusahaan yang melakukan transaksi dengan pihak Rusia yang dikenai sanksi oleh Amerika Serikat. Presiden Kolombia, Juan Manuel Santos juga ada dalam daftar.

Selain itu, pembantu dekat PM Kanada juga dikaitkan dengan skema offshore yang berpotensi merugikan jutaan dolar uang negara dari pajak. Skandal itu mengancam bakal mempermalukan Justin Trudeau, yang saat kampanye menjanjikan penutupan surga-surga pajak (tax haven).

Stephen Bronfman, yang namanya disebut dalam Paradise Papers, adalah ketua penggalang dana kampanye Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau.

Sedangkan seperti dikutip dari Haaretz, nama sejumlah figur dari Indonesia juga masuk di dalamnya. 

ICIJ kemudian mengunggah sejumlah laporan awal dari dokumen tersebut dalam laman elektronik mereka offshoreleaks.icij.org. Organisasi itu menyebut, dokumen yang dirilis hanya sebagian kecil dari keseluruhan yang ada. Beberapa pekan mendatang, sebagian besar sisa dokumen akan segera dirilis lewat situs mereka.

Rilis awal dokumen menunjukkan, 120.000 individu dan entitas bisnis itu menggunakan skema finansial kompleks yang dirahasiakan di balik selimut struktur dana perwalian, yayasan, dan perusahan cangkang (shell/front companies).

Kini, seluruh dokumen itu membuat sejumlah pihak mempertanyakan transparansi arus finansial para figur yang namanya tercantum dalam Paradise Papers.

Dokumen itu juga memicu munculnya dugaan tax evasion dan tax avoidance yang mungkin dilakukan oleh ke-120.000 individu serta entitas bisnis tersebut.

Meski begitu, seperti dikutip dari BBC, sebagian besar transaksi itu tak melanggar hukum.


Rangkuman Isi Dokumen Paradise Papers.

Bocornya dokumen yang secara kolektif disebut sebagai Paradise Papers itu mengungkap sejumlah temuan yang mengejutkan.

Seperti dikutip dari The Guardian, jutaan dolar kekayaan pribadi milik Ratu Elizabeth II diinvestasikan ke Kepulauan Cayman. Dan beberapa uang tersebut diduga mengalir ke entitas yang dituduk melakukan eksploitasi terhadap keluarga miskin dan kelompok rentan.

Laporan itu juga menunjukkan, perjanjian investasi lepas pantai yang dilakukan oleh anggota kabinet kepresidenan AS, yakni Menteri Perdagangan Wilbur Ross. Dana itu diduga mengalir melalui perusahaan cangkang yang memiliki koneksi dengan Rusia. Beberapa pihak Rusia itu dikabarkan dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Media sosial Twitter dan Facebook juga dilaporkan menerima investasi ratusan juta dollar yang sumbernya diduga berasal dari Rusia.

Dokumen juga menyebut, ada sejumlah dana perwalian di Cayman Island yang diduga dikelola oleh Stephen Bronfman, ketua penggalang dana kampanye Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau.

Selain itu, ada dana perwalian lepas pantai senilai US$ 450 juta yang diduga miliki dari Lord Ashcroft, politisi ternama dari Inggris.

Dokumen itu juga mengindikasikan dugaan tax avoidance dari perusahaan multinasional asal Amerika Serikat, Nike dan Apple.

Selain itu, beberapa nama dari industri media hiburan turut tercatut dalam sejumlah dokumen Paradise Papers.

Beberapa dokumen juga menyebut mengenai dua miliarder Rusia pengusaha minyak yang memanfaatkan uang dari Tax Havens untuk membeli saham klub sepak bola Inggirs, Arsenal dan Everton.

Serta, beberapa laporan lain yang saat ini belum dipublikasi sepenuhnya oleh ICIJ. Beberapa pekan mendatang, sebagian besar sisa dokumen akan segera dirilis lewat situs mereka.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya