Produksi Sumber Energi Bumi Bakal Pindah ke Asteroid?

Diyakini, kekayaan sumber material metal di asteroid bisa membangun gedung pencakar langit tertinggi berukuran 8.000 kaki.

oleh Jeko I. R. diperbarui 07 Nov 2017, 09:30 WIB
Ilustrasi asteroid Didymos (ESA–Science Office)

Liputan6.com, California - Krisis sumber energi di dunia diyakini bisa teratasi dengan memindahkan produksi sumber energi dari Bumi ke luar angkasa.

Menurut teori yang disampaikan Profesor Brian Cox, asteroid menjadi lokasi ideal untuk menjadi memindahkan produksi sumber energi Bumi.

Dalam wawancaranya bersama News.com.au seperti dilansir Mirror, Selasa (7/11/2017), Profesor Cox mengungkap sumber material metal di asteroid bisa membangun gedung pencakar langit tertinggi berukuran 8.000 kaki.

"Kami sudah mengamati beberapa asteroid di orbit Bumi. Bahkan sekarang ada sejumlah perusahaan di Amerika Serikat dan Eropa yang berfokus untuk menjadikannya sebagai tambang," ujar Profesor Cox.

"Saat ini, kami masih melakukan penelitian dan mencari asteroid mana yang layak untuk dijadikan tambang. Ini adalah langkah pertama umat manusia untuk membangun peradaban antar planet," sambungnya menerangkan.

Meski terdengar mustahil dan mirip dengan yang ada di film-film fiksi ilmiwah, rencana Profesor Cox ini ternyata sejalan dengan misi besar miliarder terkaya di dunia, yakni CEO Amazon Jeff Bezos.


Jeff Bezos Ingin Bawa Manusia ke Luar Angkasa di 2019

CEO Amazon Jeff Bezos. (Foto: Business Insider)

Diketahui, Blue Origin, perusahaan manufaktur roket milik Bezos menggunakan pesawat luar angkasa yang bisa terbang ke atmosfer Bumi.

Profesor Cox yakin, jenis pesawat tersebut juga bisa digunakan untuk menjadi armada pengantar material dari tambang asteroid.

Jeff Bezos sendiri berencana mengangkut manusia ke luar angkasa pada 2019. Sebelumnya, perusahaan berencana mengangkut manusia untuk berwisata ke luar angkasa pada 2018. Target ini kemudian direvisi oleh CEO Blue Origin Bob Smith.

"Kami akan menerbangkan manusia (ke luar angkasa) saat kami siap, dan itu bukan sebentar lagi," demikian pernyataan Blue Origin.

Kepada panel Dewan Antariksa Nasional, Smith menceritakan rencana Blue Origin membawa pelanggan berwisata ke luar angkasa.

"Dalam 18 bulan ke depan, kami akan meluncurkan manusia ke luar angkasa. Mereka tidak akan menjadi astronot, namun tetap sebagai warga negara biasa," kata Smith.

Dengan revisi target perjalanan ke luar angkasa itu, Blue Origin akan sedikit ketinggalan dibanding pesaingnya, SpaceX. Perusahaan yang dipimpin oleh Elon Musk itu berencana membawa wisatawan ke luar angkasa pada akhir 2018.

(Jek/Cas)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya