Liputan6.com, Jakarta - Penggunaan uang elektronik (e-money) untuk pembayaran di jalan tol Tangerang-Merak per tanggal 1 November 2017 nyaris mencapai 100 persen.
"Per 1 November 2017 tercatat penetrasi penggunaan uang elektronik di ruas (tol) Tangerang-Merak sudah mencapai 99,85 persen," kata Sunarto Sastrowiyoto Direktur Tehnik dan Operasi PT Marga Mandalasakti (MMS) selaku operator tol Tangerang-Merak, Senin (6/11/2017).
Tol Tangerang-Merak yang memiliki 87 gardu transaksi dengan 21 Gerbang Tol Otomatis (GTO) mengaku, seluruh pintu gerbang telah siap melayani transaksi elektronik sejak diberlakukannya per 1 Oktober 2017.
Baca Juga
Advertisement
Namun, masih ada kendala dalam pemberlakukan transaksi nontunai di jalur milik Astra Grup itu, yakni adanya pengguna jalan yang menggunakan e-money bukan berasal dari lima bank yang direkomendasikan Bank Indonesia (BI) untuk transaksi elektronik taitu PT BNI Tbk, PT Bank Mandiri Tbk, PT BCA Tbk, PT BTN Tbk dan PT BRI Tbk.
"Hal ini yang menyebabkan terpaksa harus membayar tunai agar tak membuat antrean yang panjang pada saat di gerbang," jelasnya.
Perlu diketahui sejak 31 Oktober 2017, pemerintah pusat melalui Peraturaan Menteri (Permen) Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) no.16/PRT/M/2017, tentang Transaksi Tol Non Tunai di Tol memberlakukan pembayaran nontunai di seluruh gerbang tol di Indonesia.
Tips bagi pengguna uang elektronik yakni pengguna e-money tinggal menempelkan kartu ke alat baca (reader) yang ada di GTO selama tiga detik atau memberikannya kepada petugas di gardu tol manual pada saat gardu masuk hingga palang terbuka.
Begitu pula pada saat gardu keluar, pengguna e-money hanya tinggal menempelkan kartunya di GTO atau memberikan kartu kepada petugas di gardu manual sampai palang terbuka dan transaksi selesai.
Sementara itu, agar uang elektronik terbaca sempurna oleh reader, pengguna jalan diharapkan menghindari melakukan tapping dengan menggesekkan uang elektronik karena mesin akan lebih cepat bekerja jika ditempelkan dengan posisi stabil, setelah itu tunggu hingga palang gerbang terangkat sempurna, dan hingga lampu merah berubah menjadi warna hijau, barulah transaksi selesai dan pengguna jalan bisa menlanjutkan perjalanan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Mempercepat pelayanan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menegaskan bahwa penerapan pembayaran tol dengan uang elektronik (e-toll) adalah untuk memperbaiki dan mempercepat pelayanan. Dengan adanya e-toll, tidak ada lagi kemacetan karena pembayaran di gerbang pintu tol.
"Kan sudah bolak-balik saya sampaikan e-toll ini untuk memperbaiki pelayanan kita, untuk mempercepat pelayanan. Sehingga tidak ada yang namanya macet di depan gerbang. Itu enggak ada," tegas Jokowi usai menghadiri acara Perhutanan Sosial untuk Pemerataan Ekonomi di Brani Weten, Probolinggo, Jawa Timur, Kamis (2/11/2017).
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan bahwa negara maju lainnya sudah terlebih dahulu menerapkan pelayanan pembayaran tol nontunai tersebut. "Semua negara juga melakukan hal yang sama. Kita kan maunya maju, bukan mundur," tuturnya.
Terkait masih adanya penolakan, Presiden mengaku hal tersebut masih dalam masa transisi. Setiap kebijakan baru yang ditetapkan, perlu ada proses agar masyarakat menerimanya.
"Enggak bisa langsung berubah, tapi bahwa ke depan harus karena ini untuk pelayanan. Untuk kecepatan," jelas dia.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo membeberkan tujuan akhir penerapan transaksi nontunai di jalan tol (elektronifikasi). Agus menuturkan, masyarakat harus sadar jika tujuan akhir penerapan kebijakan transaksi nontunai pada jalan tol demi memperlancar arus lalu lintas. Sebab, dengan sistem ini, kendaraan tidak lagi berhenti pada gerbang tol untuk melakukan pembayaran.
"Tujuan akhir adalah bertahap kita masuk ke multi free flow, yaitu jalan tol di mana saat kita masuk ke tol tidak perlu mengurangi kecepatan mobil tidak perlu berhenti," kata dia.
Advertisement