Liputan6.com, Jakarta Polisi masih menyelidiki dugaan penganiayaan seorang pria terhadap dua orang murid di dalam kelas. Aksi brutal itu viral melalui aplikasi obrolan media sosial. Hasil penyelidikan sementara, penyidik menemukan adanya perbedaan lokasi kejadian penganiayaan dengan kasus di Pangkalpinang pada Oktober 2017.
"Pada video viral kondisi ruang kelas dengan TKP (tempat kejadian perkara) berbeda dan tidak ada kesesuaian," kata Karopenmas Polri Brigjen Rikwanto dalam keterangan tertulisnya, Senin (6/11/2017).
Advertisement
Menurut Rikwanto, perbedaan lain pemukulan yang viral dengan kasus pemukulan di Pangkalpinang adalah lokasi kejadian.
"TKP pemukulan pada video viral berada di dalam kelas, sedangkan peristiwa pemukulan di SMPN 10 di luar kelas," ujar Rikwanto.
Selain itu, ciri-ciri penganiaya yang berada di video tersebut tidak sesuai dengan guru dan murid yang terlibat peristiwa pemukulan di SMPN 10 Pangkalpinang.
Temuan Mendikbud
Temuan sementara ini sesuai dengan hasil penelusuran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy. Pria yang menganiaya seorang murid hingga meringis di dalam kelas bukanlah guru.
"Kemungkinan pelaku di video tersebut bukan oknum guru," kata Muhadjir kepada Liputan6.com, Senin (6/11/2017).
Muhadjir sekaligus membantah kabar beredar yang menyebut peristiwa tersebut terjadi di Pangkalpinang, Bangka Belitung.
"Video itu bukan kejadian di SMP X Pangkalpinang. Kasus di tempat tersebut sudah diselesaikan secara damai oleh pihak-pihak terkait, termasuk kepolisian," kata Mendikbud.
Saat ini Kemendikbud masih bergerak mencari informasi terkait video aksi kekerasan tersebut.
"Tempat kejadiannya masih ditelisik, tim cyber Kemendibud sudah bergerak," kata Muhadjir.
Aksi kekerasan diduga menimpa seorang murid di dalam sebuah kelas. Sang murid dihajar sampai meringis di hadapan teman-temannya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement