Sampah Plastik Berhadiah Es Krim ala Mahasiswa Unsri

Sampah plastik yang dikumpulkan oleh mahasiswa Unsri itu nantinya akan didaur ulang menjadi payung.

oleh Nefri Inge diperbarui 07 Nov 2017, 18:30 WIB
Program Eco Umbrella jadi salah satu cara mahasiswa Unsri untuk menekan jumlah sampah plastik di Sumsel. (Liputan6.com/Nefri Inge)

Liputan6.com, Palembang - Mahasiswa Universitas Sriwijaya (Unsri) membuat cara unik untuk membangun kesadaran para civitas kampus agar bisa peduli terhadap lingkungan, dengan cara mengelola sampah plastik.

Melalui program Eco Umbrella, mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) SABAK FMIPA Unsri ini memberikan hadiah secara gratis kepada mahasiswa atau civitas kampus yang mau menyumbangkan sampah plastiknya.

Menurut Miftahun Najjah, ketua Program Eco Umbrella Unsri, program Go Green ini baru dimulai beberapa bulan terakhir. Sosialisasi dilakukan tidak hanya kepada mahasiswa dan tenaga pengajar di kampus, tapi juga ke kantin dan koperasi di kampus.

"Dari bulan Agustus 2017 sudah mulai jalan, mengumpulkan sampah-sampah di kampus. Memang masih belum banyak yang sadar akan kebersihan lingkungan, tapi terus kami ingatkan," ujarnya kepada Liputan6.com, Senin, 6 November 2017.

Untuk menarik minat para mahasiswa yang berkampus di Kabupaten Ogan Ilir, Sumsel, mereka memberikan satu bungkus es krim setiap penukaran 10 bungkus sampah plastik rumah tangga berukuran besar, atau 20 bungkus sampah plastik ukuran kecil.

Sedangkan untuk pengelola kantin dan koperasi kampus, sampah yang disetorkan bisa ditukar dengan gelas dan sendok. Meski belum seluruh civitas kampus berpartisipasi, sudah banyak mahasiswa yang turut serta mendukung program ini.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 


Demi Payung Cantik

Saat kena air hujan, muncul motif-motif lucu dan cantik. (foto: RocketNews24)

Sampah plastik rumah tangga yang merupakan bekas bungkus deterjen itu nantinya akan digunakan untuk menjadi bahan pokok pembuatan payung. Meski begitu, pihaknya masih terkendala tingginya biaya produksi payung olahan sampah ini karena jumlah sampah yang terkumpul masih sangat sedikit.

"Biaya produksi payung olahan sampah plastik bekas ini bisa mencapai Rp 100.000. Jadi, kemungkinan Eco Umbrella akan dijual sekitar Rp 150.000 hingga Rp 200.000," katanya.

Ada juga program Go Green lainnya, yaitu Unsri Tumbler. Program ini dicetuskan untuk mengurangi penggunaan botol minum di lingkungan kampus.

Anggota Mapala SABAK akan menjual botol minum Tumbler dengan ciri khas kampus, agar jumlah sampah botol plastik di kampus bisa berkurang. Harga yang dibandrol juga cukup terjangkau, yaitu Rp 80.000 per botol.

Dua program itu lolos seleksi Pekan Wirausaha Mahasiswa (PWM) Unsri. Keduanya merupakan enam program program yang lolos dari ratusan program yang diajukan mahasiswa Unsri.

Salah satu suporter program ramah lingkungan itu adalah Ica. Mahasiswa Unsri jurusan FMIPA Kelautan ini bahkan sudah beberapa kali menyetor sampah plastik ke Eco Umbrella.

"Lumayan dapat es krim gratis dari sampah plastik bekas deterjen yang saya pakai di kos. Jadi sekarang lebih memacu saya dan teman-teman untuk membuang sampah secara tepat," katanya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya