Proyek Tol Pemalang-Batang Pakai Teknologi Khusus

Penggunaan VCM bertujuan untuk mengurangi kadar air maupun kadar udara pada butiran tanah sehingga dapat mempercepat stabilisasi tanah.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 06 Nov 2017, 17:15 WIB
Pengendara mobil memasuki pintu masuk tol fungsional (tol darurat) Pemalang - Batang di Pemalang, Jumat (30/6). Jalan tol darurat ini dibuka kembali untuk arus balik dengan memberlakukan sistem one way atau satu arah. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meninjau proyek Tol Pemalang-Batang belum lama ini. Tol Pematang-Batang memiliki panjang 39,2 kilometer (km).

Hasil dari kunjungan tersebut, Basuki menilai bahwa pembangunan ruas tol ini membutuhkan teknis khusus. Ini karena keberadaan tanah lunak tebal dengan kandungan air tanah tinggi.

Oleh sebab itu, diputuskan konstruksi sebagian jalan sepanjang 4,6 km menggunakan teknologi Vacuum Consolidation Method (VCM). Sementara ruas lainnya menggunakan teknik preloading.

"Kita menggunakan teknologi vacuum yang serupa dengan yang dilakukan di Tol Palembang-Indralaya, karena terbukti lebih cepat pengerjaannya. Juga tidak perlu material tanah sebagai beban sementara seperti teknik preloading, sehingga meminimalisasi penggunaan alat berat," ujar Basuki dalam keterangan tertulis, Senin (6/11/2017).

Penggunaan VCM bertujuan untuk mengurangi kadar air maupun kadar udara pada butiran tanah sehingga dapat mempercepat stabilisasi tanah. "Untuk pelaksanaan VCM di Tol Pemalang-Batang telah disiapkan mesin pompa sebanyak 230 buah," ujar Basuki.

Kelebihan lain VCM yakni tidak menimbulkan gangguan pada pekerjaan lainnya. Dengan begitu, jadwal konstruksi secara keseluruhan dapat dipersingkat.

Teknologi ini juga ramah lingkungan karena perbaikan tanah lunak bersifat mekanis tanpa penggunaan bahan-bahan kimia. Penurunan tanah juga bersifat isotropik sehingga risiko ketidakstabilan lereng dapat dikurangi.

Basuki memerintahkan agar proses vacuum tersebut dapat dimulai pada 15 November 2017, sehingga bisa dilakukan bersamaan dengan penimbunan badan jalan untuk mempercepat penyelesaian pembangunannya.

Sebagai tambahan, Tol Pemalang-Batang dengan nilai investasi sekitar Rp 6 triliun tersebut ditargetkan rampung dan beroperasi pada akhir 2018.

"Ruas ini merupakan titik kritis untuk menghubungkan Tol Trans Jawa hingga Surabaya. Diharapkan pada arus mudik Lebaran 2018 nanti tidak ada lagi tol darurat, semua badan jalan sudah jadi dan lebih aman dilalui, meskipun belum beroperasi. Saat ini progresnya mencapai 50 persen," tandas dia.


Jakarta-Surabaya Tersambung Tol di 2018

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan, Jakarta hingga Surabaya tersambung tol tahun depan. Oleh sebab itu, pembangunan terus didorong supaya hal itu terwujud. Lantas, bagaimana progresnya?

Berdasarkan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR yang diterima Liputan6.com, Kamis (28/9/2017), pembangunan sejumlah tol menunjukkan progres yang signifikan.

Lebih rinci, pertama, Tol Pejagan-Pemalang progres konstruksinya telah mencapai 78,58 persen dan pembebasan lahannya mencapai 98,49 persen. Tol Pejagan-Pemalang dibangun oleh PT Pejagan Pemalang Tol Road. Adapun total panjang tol 57,50 km yang terdiri dari empat seksi.

Kedua, Tol Pemalang-Batang dengan progres konstruksi 33,73 persen dan pembebasan lahan 98,06 persen. Tol ini memiliki panjang 39,20 km dan terdiri dari dua seksi.

Ketiga, Tol Batang-Semarang. Tol ini dibangun PT Jasamarga Semarang Batang dengan panjang 75 km dan terdiri lima seksi. Progres konstruksi tol mencapai 41,58 persen dan pembebasan lahan 96,59 persen.

Keempat, Tol Semarang-Solo dengan panjang 72,64 km dan terdiri dari lima seksi. Tol ini dibangun oleh PT Transmarga Jateng. Progres konstruksi tol telah mencapai 71,05 persen dan pembebasan lahan mencapai 99,01 persen.

Kelima, Tol Solo-Ngawi. Tol ini menjadi garapan PT Solo Ngawi Jaya dengan total panjang 90,10 km dan terdiri empat seksi. Progres konstruksi tol mencapai 74,88 persen. Sementara pembebasan lahan 99,01 persen.

Keenam, Tol Ngawi-Kertoso dengan panjang 87,02 km. Tol yang dibangun PT Ngawi Kertosono Jaya memiliki empat seksi dengan progres kontruksi mencapai 86,75 persen. Lalu, pembebasan lahan 99,72 persen.

Ketujuh, Tol Mojokerto-Jombang-Kertoso. Panjang tol tersebut 40,50 km dan terdiri empat seksi. Progres konstruksi 99,94 persen dan pembebasan lahan 100 persen.

Terakhir Mojokerto-Surabaya. Tol ini memiliki panjang total 36,47 km dan terdiri lima seksi. Progres konstruksi tol mencapai 90,01 persen dan pembebasan lahan 100 persen. Tol ini dibangun PT Marga Nujayasumo Agung.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya