3 Teknik Berkendara di Tanjakan, Mana yang Terbaik?

Bagi sebagian pengendara mobil, terlebih bagi pemula, jalan menanjak jadi musuh tersendiri. Berikut tips berkendara di tanjakan dengan aman.

oleh Arief Aszhari diperbarui 07 Nov 2017, 04:20 WIB
Petugas berusaha mengatur kemacetan kendaraan yang melintas di jalur lingkar Nagreg, Jawa Barat, Sabtu (2/7). Kemacetan disebabkan bus pemudik yang mengalami kecelakaan hingga menutup sebagian jalur. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Bagi sebagian pengendara mobil, terlebih bagi pemula, ada beberapa jalan yang pastinya menyulitkan. Biasanya, jalan menanjak dan kondisi padat atau macet, selalu jadi musuh yang bikin kesal.

Belum lagi, ditambah dengan berbagai halangan, seperti mobil yang berlawan arah dan menunggu mobil di depan kita berjalan. Jika belum terbiasa, dipastikan pengemudi bakal berkeringat dan panik.

Nah, bagi pengemudi yang memiliki masalah tersebut, berikut tips berkendara di jalan menanjak, seperti disitat dari laman resmi NTMC Polri, ditulis Senin (6/11/2017):

1. Mengemudikan mobil dengan menggunakan perseneling dua dan tiga sesuai dengan kecepatan, serta tingginya tanjakan yang akan ditempuh.

2. Jika diharuskan untuk berhenti, maka ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk berhenti di tanjakan, yaitu gunakan rem tangan, rem kaki, serta 1/2 kopling atau kombinasi antara gas serta kopling.

3. Teknik rem tangan. Teknik ini merupakan teknik yang aman saat berhenti di tanjakan yang relatif tinggi serta dalam waktu yang lama. Caranya, injak pedal rem kaki serta pedal kopling untuk menghentikan laju mobil, selanjutnya mengamankan keadaan mobil dengan mengangkat tuas rem tangan serta memindahkan perseneling ke gigi netral.

Jika ingin berjalan kembali, pindahkan perseneling ke gigi satu, tekan pedal gas, lepas kopling hingga mobil terasa sedikit bergetar, lalu lepas rem tangan perlahan.

Ketika sudah berjalan, bantu dengan cara menginjak gas lebih dalam dan mobil akan melaju perlahan tanpa mundur sedikitpun. Bila mobil masih mundur, itu berarti kopling kurang diangkat atau kurang lepas serta pedal gas kurang diinjak.


Next

Jalan berkelok dan menanjak saat menuju dataran tinggi di Thaif, Mekah, Arab Saudi, Minggu (26/9/2016). (Liputan6.com/Muhammad Ali)

4. Teknik rem kaki. Menginjak pedal kopling serta pedal rem kaki untuk menghentikan laju mobil. Selanjutnya, lepas pedal kopling sedikit hingga mobil bergetar, lalu lepaskan rem kaki secara perlahan lalu setelah mobil mulai berjalan sedikit, bantu dengan menginjak gas. Teknik ini bagus untuk tanjakan yang tidak terlalu tinggi serta untuk berhenti sebentar.

5. Teknik 1/2 kopling atau kombinasi gas dan kopling. Umumnya, teknik ini digunakan untuk berhenti dalam waktu singkat serta di tanjakan yang kurang tinggi. Caranya, menghentikan laju kendaraan dengan menginjak pedal kopling, serta menahan pedal gas sampai mobil keadaan berhenti.

Bila ingin melanjutkan perjalanan, maka lepas angkat kopling perlahan, selanjutnya dibantu dengan menginjak pedal gas. Teknik ini memang boros bahan bakar, serta cepat merusak kampas kopling, namun tidak ada salahnya jika ingin digunakan.

Dalam kombinasi antara kopling serta gas, harus diatur atau disesuaikan antara kedalaman gas serta kopling. Semakin dalam gas, maka injakan kopling akan semakin dalam.

Jika mesin terdengar meraung keras berarti kombinasinya belum imbang, dan hal ini dapat diatasi dengan cara mengurangi penekanan kopling, atau mengurangi penekanan pada gas, serta menambah tekanan pada kopling.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya