Polri dan TNI Buru Kelompok Bersenjata di Tembagapura Papua

Kampung di Tembagapura, Papua, seperti di Utikini Lama, Kimbeli, Waa-Banti, Opitawak hingga Aroanop di bawah kendali KKB.

oleh Katharina Janur diperbarui 06 Nov 2017, 21:30 WIB
Kapolda Papua, Irjen Pol Boy Rafli Amar dengan pasukan TNI di Tembagapura

Liputan6.com, Jayapura - Sekitar 500 personel Polri dan TNI disebar untuk menumpas gerakan kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang diduga melancarkan aksi teror dan penembakan di Papua, tepatnya di Tembagapura, Kabupaten Mimika, sejak 21 Oktober 2017 hingga sekarang.

Pasukan gabungan tersebut tergabung dalam Satgas Terpadu Penanggulangan KKB. Apel pelepasan Satgas Terpadu dipimpin langsung Kapolda Papua, Irjen Pol Boy Rafli Amar yang didampingi Panglima XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Geogre E. Supit, di Lapangan apel Polres Mimika.

Ratusan personel Brimob Polda Papua sebelumnya telah digeser ke Tembagapura. Bahkan, sekitar 100 aparat Brimob Palangkaraya dikirim untuk mengatasi aksi KKB.

"Ancaman yang dilakukan KKB, tidak bisa kita biarkan berlarut. Kelompok ini telah menganggu kamtibmas, serta melakukan penyerangan kepada warga dan petugas TNI/Polri serta pegawai Freeport,” ucap Boy, Senin (6/11/2017).

Ia berharap dengan kehadiran TNI/Polri di Tembagapura, untuk tidak ragu memberikan perlindungan kepada masyarakat, khususnya di Kampung Banti dan Utikini yang selama ini mengalami gangguan.

"Tetap semangat dan jaga kesehatan serta jalin komunikasi yang baik, sehingga tugas kita menjadi lebih efektif," ujarnya.

Dalam kesempatan ini, Mayjen TNI George Elnadus Supit mengakui sejumlah kampung di areal PT Freeport Indonesia, tepatnya di Tembagapura, seperti di Kampung Utikini Lama, Kimbeli, Waa-Banti, Opitawak hingga Aroanop di bawah kendali KKB.

Kodam Cenderawasih menyiapkan sekitar 200 personel untuk membantu polisi dalam pengejaran terhadap KKB yang diduga melancarkan aksi teror dan penembakan di Papua. "Berapa pun personel yang dibutuhkan kami siap. Siang tadi, pasukan yang disiagakan sudah bergerak ke sejumlah titik yang telah ditentukan,” jelasnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Kapolda Ungkap 2 Kelompok yang Ganggu Keamanan Papua

Kapolda Papua, Irjen Boy Rafli Amar. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, Kapolda Papua, Irjen Pol Boy Rafli Amar mengungkap dalang di balik gangguan keamanan di wilayah hukumnya. Ia mengatakan saat ini ada dua kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua.

Kelompok pertama dipimpin Sabinus Waker, kedua dikomandoi Teni Kwalik. Masing-masing punya motif berbeda. "Ada yang minta hak, dan ada yang menyuarakan isu-isu memerdekakan (diri)," kata Boy usai rapat kordinasi di Kantor Kementerian Politik Hukum Kemanan, Jakarta, Kamis, 2 November 2017.

Boy menjelaskan, KKB di Papua diperkirakan berkekuatan 15-20 orang. Kelompok-kelompok tersebut bercokol di Pegunungan Tengah, seperti wilayah Lanny Jaya, Puncak Jaya, dan Kabupaten Puncak.

Keberadaan mereka berbahaya, karena memiliki belasan pucuk senjata beragam jenis. "Estimasi kami ada 8-15 pucuk senjata bervariasi, dari hasil rampas petugas, hasil mencuri," Boy memaparkan.

Aksi KKB belakangan mencuat. Yang terbaru adalah penembakan pos satuan tugas (satgas) Korps Brimob di area MP66 PT Freeport Indonesia, Tembagapura, Papua. Selain itu, ada pula kasus pemerkosaan terhadap wanita berinisial E alias Mama L di kawasan yang sama dengan peristiwa penembakan.

Dalam kesempatan sama, Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjen George Elnadus Supit mengatakan, kesulitan medan menjadi hambatan operasi menandaskan KKB.

"Mereka menguasai wilayah, kita kejar kesini lari ke sebelah, itu persoalannya. Dia gunakan taktik kutu loncat, dia juga membaur dengan masyarakat itu sulitnya," dia memaparkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya