Huawei Akui Kurang Gesit Jualan Smartphone

Meski kurang gesit, Huawei mengungkap strategi untuk memperkuat dominasi bisnisnya di pasar smartphone lokal.

oleh Andina Librianty diperbarui 07 Nov 2017, 06:30 WIB
Acara peluncuran Nova 2i di kawasan Jakarta, Senin (6/11/2017). Liputan6/ Andina Librianty

Liputan6.com, Jakarta - Nama Huawei memang sudah besar di industri teknologi, terutama bisnis peralatan telekomunikasi dan jaringan. Sayangnya, perusahaan selama ini belum terlalu lihai dalam urusan consumer business, seperti smartphone.

Sales Director Huawei Device Indonesia, Lokhinseng mengatakan alasan Huawei tidak terlalu gesit di pasar smartphone Indonesia disebabkan lebih fokus pada bisnis infrastruktur jaringan pada waktu sebelumnya.

“Huawei besar di Indonesia dari segi infrastruktur jaringan, tapi untuk bisnis konsumen kami masih belajar,” tuturnya saat ditemui dalam acara peluncuran Huawei Nova 2i di kawasan Jakarta, Senin (6/11/2017).

Huawei sendiri saat ini belum masuk dalam daftar lima vendor smartphone terbesar di Indonesia. Berdasarkan data perusahaan riset IDC, lima merek smartphone populer di Indonesia pada kuartal II 2017 adalah Samsung, Oppo, Advan, Asus dan Xiaomi.

Namun, berbeda dari Indonesia, bisnis smartphone Huawei secara global mengalami peningkatan. Berdasarkan riset Counterpoint, Huawei berhasil melampaui penjualan smartphone Apple selama periode Juni-Juli 2017.

Mengutip data Huawei, perusahaan telah mengapalkan 73,01 juta unit smartphone pada semester I 2017 dengan pertumbuhan 20,6 persen year-on-year. Melihat performa bisnis perusahaan secara global, efek positif tersebut diyakini juga akan terjadi di pasar Indonesia.


Strategi Huawei Perkuat Bisnis Smartphone di Indonesia

Huawei Mate 10. (Foto: The Verge)

Untuk memperkuat bisnis smartphone di Indonesia, Huawei telah melakukan restrukturisasi organisasi. Salah satunya dengan menggandeng PT GND Imperium Perkasa sebagai mitra strategis untuk mendistribusikan smartphone Huawei.

“Huawei merestrukturisasi organisasi agar lebih gesit, salah satunya bekerjasama dengan GND sebagai mitra distribusi end-to-end. GND tidak hanya fokus pada distribusi, tapi juga penjualan, karena itu sekarang banyak investasi untuk ritel dan promotor,” jelas Lokhinseng.

Kerjasama dengan GND ini diklaim juga membuat kedatangan produk-produk baru Huawei di Indonesia menjadi lebih cepat. Pada akhirnya, peluncuran smartphone yang lebih cepat ini bisa membantu menumbuhkan pangsa pasar Huawei.

Peluncuran smartphone Huawei yang beberapa kali terlambat dibandingkan negara lain, tak jarang membuat konsumen berpaling pada produk lain yang datang terlebih dahulu.

“Dengan adanya GND, kita tidak akan tertinggal untuk pelucuran produk. Kita juga berharap pangsa pasar akan mengalami pertumbuhan, mungkin nanti bisa naik 10 persen, ungkap Lokhinseng.

(Din/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya