Liputan6.com, Jakarta - Ajang pameran dagang terbesar Trade Expo Indonesia (TEI) 2017 yang digelar pada 11-15 Oktober 2017 lalu membukukan transaksi senilai US$ 1,41 miliar. Angka ini lebih tinggi dibandingkan transaksi di ajang yang pada 2016.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan, nilai transaksi yang dicapai tersebut setara dengan Rp 18,70 triliun. Jumlah total transaksi ini meningkat sebesar 37,36 persen dibandingkan hasil transaksi pada TEI 2016, yang tercatat sebesar US$ 1,02 miliar.
Perolehan ini didominasi dari transaksi produk pada TEI 2017 tercatat US$ 1,28 miliar, meningkat 55,91 persen dibandingkan hasil transaksi produk pada ajang TEI 2016 sebesar US$ 823,06 juta.
"Batu bara menjadi produk unggulan Indonesia yang menempati posisi pertama perolehan transaksi produk di TEI 2017. Transaksinya mencapai US$ 588 juta atau 45,82 persen dari total transaksi produk," ujar dia di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta, Senin (6/11/2017).
Baca Juga
Advertisement
Produk-produk lainnya yang berhasil menarik minat buyers yaitu kopi yang menghasilkan transaksi sebesar US$ 91,62 juta (7,14 persen), minyak esensial sebesar US$ 80,43 juta (6,27 persen), makanan olahan sebesar US$ 78,61 juta (6,13 persen), dan CPO sebesar US$ 69,58 juta (5,42 persen).
Sedangkan untuk transaksi di sektor jasa, berdasarkan data dari Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), permintaan pada sektor jasa pada TEI 2017 ini sebesar US$ 41,37 juta, sedikit menurun dibanding perolehan tahun lalu sebesar US$ 48,53 juta atau menurun 14,76 persen.
"Kesuksesan ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya pengunjung yang mencapai 27.711 orang dari 117 negara selama 5 hari pelaksanaan TEI 2017. Jumlah ini naik 78 persen dibandingkan tahun 2016 sebanyak 15.567 orang," lanjut dia.
Sedangkan negara dengan nilai transaksi produk terbesar selama TEI 2017 yaitu Laos sebesar US$ 588 juta (45,82 persen), India US$ 104,29 juta (8,13 persen), Mesir US$ 83,01 juta (6,47 persen), Arab Saudi US$ 73,60 juta (5,74 persen), dan Italia sebesar US$ 64,87 juta (5,06 persen).
"Negara dengan jumlah pengunjung tertinggi pada TEI 2017 selain Indonesia, berasal dari Jepang, Afganistan, Arab Saudi, India, dan Malaysia,” kata dia.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Arlinda menyampaikan, dengan mengusung konsep business to business (B2B), TEI 2017 juga telah memfasilitasi terlaksananya penandatanganan 37 MoU misi pembelian dari 19 negara.
"Nilainya mencapai US$ 231,87 juta atau naik sebesar 11,50 persen jika dibandingkan TEI 2016 yang sebesar US$ 207,96 juta," ungkap dia.
Nilai transaksi tertinggi berdasarkan urutan negara pada misi pembelian TEI 2017, yaitu Arab Saudi, Malaysia, Mesir, Thailand, Australia, India, Brasil, Belgia, Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Italia, Jerman, Singapura, Spanyol, Afrika Selatan, Nigeria, Taiwan, dan Belanda.
"Rangkaian proses transaksi yang dilakukan selama TEI terus berlanjut. Masih ada buyer yang akan menindaklanjuti beberapa transaksi pembelian di luar pameran," kata Arlinda.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kemendag Targetkan US$ 1,1 Miliar di TEI 2017
Sebelumnya Kementerian Perdagangan (Kemendag) kembali menggelar pameran Trade Expo Indonesia (TEI) 2017. Pada tahun ini, Kemendag menargetkan total transaksi dalam pameran tersebut mencapai US$ 1,1 miliar.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan, dalam penyelenggaraan sebelumnya atau pada TEI 2016, transaksi yang mampu dibukukan mencapai US$ 1,02 miliar. Nilai transaksi pada 2016 lalu naik sekitar 12 persen dari perolehan transaksi pada TEI di 2012.
Sedangkan untuk jumlah pengunjung pada TEI tahun lalu tercatat mencapai 15.567 orang. Pengunjung tersebut berasal dari 125 negara. Negara dengan nilai transaksi prospektif terbesar antara lain India, Malaysia, Swiss, Mesir dan Prancis.
Sementara pada Trade Expo Indonesia 2017, Kemendag menargetkan total transaksi mencapai US$ 1,1 miliar dengan jumlah pengunjung dan pembeli sebanyak 16 ribu orang. Selain itu, TEI 2017 menargetkan 1.100 eksibitor ikut serta dalam pemeran ini.
"Target penjualan US$ 1,1 miliar tapi harapannya lebih dari itu kita kalau menaruh target nasi yang kita perhitungkan dapat tercapai. Tahun lalu US$ 1,02 miliar," ujar dia di ICE BSD, Tangerang, Banten, Kamis 18 Mei 2017.
Untuk menjaring pembeli asing, lanjut Enggartiasto, Kementerian Perdagangan terus melakukan promosi dan sosialisasi di luar negeri yang dikoordinasikan dengan 132 kantor perwakilan Republik Indonesia, Atase Perdagangan, dan Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC).
Pada Trade Expo Indonesia 2017, Atase Perdagangan dan Kepala ITPC di luar negeri berperan sebagai perekrut pembeli yang bertugas meyakinkan buyer di negara akreditasi masing-masing untuk datang ke TEI dan berbisnis dengan eksportir Indonesia.
"Hal ini merupakan tindaklanjut dari upaya reorientasi dan reposisi Atase Perdagangan dan ITPC yang tidak hanya sebagai agen pemasaran produk Indonesia di luar negeri, tapi juga sekaligus sebagai costumer service bagi pembeli di negara akreditasinya yang menjadi mitra pelaku usaha Indonesia," tandas dia.
Advertisement