Liputan6.com, Roma - Franco Morbidelli tampil fenomenal di Moto2. Di musim kelimanya di Moto2, pembalap asal Italia ini tak tertahankan lagi jadi juara Moto2.
Dia memastikan gelar juara Moto2 di Sepang ketika Thomas Luthi, rivalnya di perebutan juara Moto2, tidak tampil. Ini jadi keberhasilan sendiri bagi Morbidelli yang akan hijrah ke MotoGP pada 2018.
Baca Juga
Advertisement
Pembalap berdarah Brasil ini seperti diketahui menjadi murid Valentino Rossi pertama yang bisa tembus ke MotoGP. Lalu apa katanya bakal melawan sang master, Valentino Rossi pada 2018?
"Yang saya tahu, saya belajar soal balapan dari dia dan juga rekan-rekan dia," ucap Morbidelli seperti dikutip motorsport.com.
Sejarah panjang terhampar dalam karier Morbidelli. Tak hanya dikenal sebagai murid Rossi, pembalap berusia 22 tahun ini juga dikenal sebagai pembalap yang tangguh baik secara fisik maupun mental.
Jalan berliku harus ditempuhnya hingga mencapai kejayaan jadi juara Moto2. Seperti apa kisah berliku Franco Morbidelli?
Darah Balap
Darah balap dari Morbidelli turun dari sang ayah, Livio Morbidelli. Livio membuatkan Morbidelli sebuah motor kecil saat masih berusia 2 tahun.
Meski begitu, Livio tak pernah tahu harus bagaimana menyalurkan bakat Morbidelli. Sampai akhirnya dia jumpa teman lama Graziano Rossi yang tak lain adalah ayah Rossi.
Graziano menyarankan temannya itu untuk pindah ke Tavullia. Setelah menjual rumahnya di Roma, Livio pindah ke Tavullia agar bakat Morbidelli lebih terasah.
Di usia 11 tahun pada 2006, Morbidelli sudah mendapatkan kontrak dengan Pramac D'Antin MotoGP. Namun proyek ini ternyata penipuan karena Morbidelli tak mendapatkan uang yang dijanjikan.
Meski begitu, ini tak menghalangi Morbidelli untuk bersinar.
Advertisement
Sang Ayah Bunuh Diri
Morbidelli akhirnya tampil di Kejuaraan CEV 125 cc. Namun sang ayah tak punya uang yang dibutuhkan untuk tampil di sana saat Morbidelli berusia 15 tahun.
Ini membuat sanga anak menganggur selama 10 bulan. Morbidelli akhirnya pilih untuk membalap di kejuaraan Superstock 600.
Namun cobaan untuk Morbidelli belum selesai juga. Saat kariernya mulai berkibar, sang ayah malah bunuh diri pada Januari 2013.
Di tengah guncangan, Federasi Balap Italia membantu Morbidelli dengan membiayainya ikut Superstock 600 di musim ketiga dengan Kawasaki. Dia sukses jadi juara.
Setelah itu, dia ditampung oleh Fausto Gresini jadi pembalap pengganti di Moto2. Sejak 2014, kariernya terus bersinar.
"Saya besar dari jalan yang tidak biasa. Saya datang dari dunia lain dan semuanya sulit pada awalnya. Saya tak tahu apakah ini pilihan tepat atau tidak, akhirnya saya tahu sudah pilih pilihan tepat (dengan jadi pembalap," kata Morbidelli.