Liputan6.com, New York - Justin Bieber dan Selena Gomez, Justin Timberlake dan Britney Spears, Robert Pattinson dan Kristen Stewart -- mereka adalah segelintir contoh dari pasangan selebritas yang harus mengakhir kisah cintanya.
Meski sempat digadang-gadang sebagai pasangan yang sangat serasi, ternyata hubungan selebritas ini tak mampu bertahan hingga akhir hayat.
Dilansir dari laman CNN, Senin (6/11/2017), divorce atau perpisahan adalah subjek yang sangat rumit untuk dipelajari.
Baca Juga
Advertisement
Dari permasalahan ini, muncul pula pertanyaan. Berapa banyak pernikahan di Amerika Serikat yang berakhir dengan perpecahan dan mengapa sebuah pasangan kekasih mengakhiri hubungannya secara tiba-tiba.
Baru-baru ini, seorang profesor sekaligus ahli psikologi bernama Justin Lehmiller membahas penyebab terjadinya perpisahan antara sepasang kekasih.
Menurut Lehmiller, ada lima faktor penyebab perpisahan tersebut. Hal ini, dipaparkan oleh Lehmiller dalam blog Sex & Psychology.
Berikut lima faktor tersebut:
1. Permasalahan Umur
Cinta monyet, begitulah kata yang tepat bagi mereka yang menjalani hubungan asmara di usia muda. Bertemu di lokasi syuting dan terus bersama biasanya jadi benih-benih awal tumbuhnya rasa cinta.
Belum lagi, ejekan teman-teman sebaya yang menyudutkan sepasang remaja untuk melanjutkan hubungannya ke jenjang lebih yaitu pacaran.
Menurut Lehmiller, semakin dini sejoli menjalin hubungan percintaan, maka semakin cepat pula kandas hubungan mereka.
2. Pendidikan dan Beda Agama
Faktor lain yang kemudian menjadi alasan perpisahan sebuah hubungan adalah masalah demografi.
Menurut data dari Centers for Disease Control and Prevention, pendidikan dan keyakinan merupakan salah satu indikator langgeng atau tidaknya sebuah hubungan.
Banyak dari Anda yang punya pengalaman seperti ini. Orang tua kerap menasihati anak-anaknya dengan kalimat berikut:
"Tak perduli siapa dia, asal cari pendamping hidup yang seiman."
Sama halnya dengan masalah pendidikan, dari hasil riset 78 persen seseorang yang lulus dan mendapat gelar sarjana, akan melanjutkan hubungannya ke jenjang pernikahan.
Usia pernikahan bagi mereka yang lulus dan mendapat gelar sarjana ini punya 'garansi' selama 20 tahun.
Beda halnya bagi mereka yang yang hanya lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) rentan pisah ketika menjalani hubungan rumah tangga.
3. Neurotisme
Indikator lain yang dikemukan oleh Lehmiller adalah ketidakstabilan emosi seseorang. Sikap ini tergambar dalam neurotisme.
Neurotisme adalah sisi negatif dari seseorang yang dapat menghambat dirinya dalam menjalani kehidupan.
Salah satu contoh sisi negatif itu adalah tingkat sensitifitas seseorang kepada orang lain.
Terlalu manja, mudah terbawa perasaan atau tersinggung, dan kurang dapat menahan emosi adalah sikap yang biasanya memunculkan perpisahan.
Advertisement
4. Perselingkuhan
Dalam sebuah hubungan, baik pacaran maupun rumah tangga, perselingkuhan itu haram hukumnya. Perselingkuhan lahir dari ketidakpercayaan dan sikap egois seseorang ketika menjalani sebuah hubungan.
Penting untuk menjaga kepercayaan, karena dari sana sebuah hubungan yang langgeng dapat terus terjalin.
5. Jangan Hina Pasangan Anda
Salah satu pembunuh dan perampas kebahagiaan dalam sebuah hubungan adalah bullying.
Kata-kata kasar dan ucapan kebencian harus diminimalisir demi terciptanya hubungan yang baik. Seberapa besar kesalahan dan permasalahan yang muncul, upayakan untuk tidak menyinggung perasaan satu sama lain.
Lidah itu tidak bertulang. Kerap dianggap sebagai bagian dari tubuh yang kecil. Tetapi efek dari kata-kata yang diucapkan akan mengakibatkan hal fatal apabila Anda tak mengontrol ucapan-ucapan Anda.