Trik Jitu Perusahaan di Jepang Hentikan Kebiasaan Pegawai Merokok

Jeda waktu untuk merokok yang biasa dilakukan pegawai perusahaan tersebut dianggap cukup menyita waktu.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 07 Nov 2017, 10:00 WIB
Ilustrasi Foto Stop atau Berhenti Merokok (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Sebuah firma marketing yang berbasis di Tokyo, Piala Inc., memperkenalkan kebijakan baru berupa enam liburan dengan bonus tambahan per tahun bagi pegawai yang tak merokok. Syaratnya mereka harus berhasil membuat rekan mereka yang merokok menghentikan kebiasaannya.

Kebijakan ini berawal dari seorang pegawai yang tak merokok memasukkan komplain pada kotak saran mengenai kebiasaan merokok dan ide untuk menghentikannya.

"CEO kami melihat kertas komentar itu dan menyetujuinya. Jadi kami memberi waktu libur ekstra bagi pegawai yang tak merokok sebagai kompensasi," jelas juru bicara perusahaan, mengutip laman Foxnews, Selasa (7/11/2017).

Jeda waktu untuk merokok yang biasa dilakukan pegawai perusahaan tersebut dianggap cukup menyita waktu. Kira-kira sekitar 15 menit per individu, karena para perokok harus berjalan dari lantai 29 ke lantai basement.

Sejauh ini, 25 persen pegawai sudah mengambil jatah cuti berdasarkan kebijakan baru itu. Selain itu, juru bicara perusahaan juga mengungkap, empat orang pegawai telah berhenti merokok karena kebijakan baru tersebut.

Diperkirakan sekitar 21,7 persen orang dewasa di Jepang merokok. Kini semakin banyak perusahaan yang berusaha menghentikan kebiasaan tersebut. Bahkan sebuah perusahaan di sana melarang pegawainya merokok di jam kerja. 

 

Saksikan juga video berikut ini: 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya