Misteri Jasad Bayi Tertindih Batu Karang

Saat ditemukan, jasad bayi yang masih lengkap dengan ari-arinya ini sudah dikerubuti lalat.

oleh Ola Keda diperbarui 07 Nov 2017, 10:31 WIB
Ilustrasi bayi tewas (Istimewa)

Liputan6.com, Kupang - Warga RT 28, Kelurahan Tuak Daun Merah (TDM), Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), digegerkan dengan penemuan jasad bayi, Minggu, 5 November 2017. Jasad bayi perempuan ini ditemukan warga tertindih batu karang.

Warga menduga pelaku pembunuhan itu adalah ibu kandung bayi. Saat ditemukan, jasad bayi yang masih lengkap dengan ari-arinya ini sudah dikerubuti lalat. Diduga bayi ini baru saja dilahirkan dan merupakan hasil hubungan gelap.

Usai mendapatkan laporan, tim identifikasi dari Polres Kupang Kota langsung turun dan melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Dua orang saksi yang melihat kejadian tersebut juga dimintai keterangan.

"Diduga (pelaku) perempuan," kata Kasat Reskrim Polres Kupang Kota, AKP Alnofriwan Zaputra.

Jasad bayi perempuan tertindih batu karang. (Liputan6.com/ Ola Keda)
Oleh tim, jasad bayi itu dibungkus kain dan dievakuasi ke rumah sakit Bhayangkara Titus Uly Kupang untuk diidentifikasi lebih lanjut.

"Kira-kira umurnya berapa, berapa jam, berapa hari, termasuk penyebabnya kita tunggu hasil pemeriksaan dokter. Polisi juga telah memeriksa dua orang saksi," Alnofriwan memungkasi.

 

Simak video pilihan berikut ini:


Geger di Garut, Mama Muda Diduga Duduki Bayinya hingga Tewas

Cucu (27), seorang ibu di Garut, Jawa Barat tanpa belas kasihan, tega membunuh Ismail Nugraha, anaknya sendiri yang masih berusia 3 bulan di Kampung Patrol Desa Sindang Palay, Karangpawitan, Senin petang (23/10/2017). (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Sebelumnya, Cucu (27), tanpa belas kasihan, tega membunuh Ismail Nugraha, anaknya sendiri yang masih berusia tiga bulan, di Kampung Patrol Desa Sindang Palay, Karangpawitan, Senin, 23 Oktober 2017, petang.

Kepala Desa Sindang Palay Eye Rizaludin menyatakan kejadian pembunuhan tersebut pertama kali diketahui oleh Enjang (46), yang tak lain adalah suami Cucu, saat baru pulang dari tempat kerjanya.

"Kejadiannya sekitar pukul 16.00 WIB. Memang betul bayi meninggal, kabarnya dibunuh sama ibunya," ujar Eye kepada wartawan di lokasi kejadian.

Namun, berdasarkan informasi yang beredar, bayi laki-laki mungil tersebut tewas setelah diduduki ibunya lantaran kesal sang anak terus menangis.

Belum diketahui apa motif dari pembunuhan tragis tersebut. Hingga tadi malam, lokasi pembunuhan masih dipadati warga. Sejumlah polisi dan anggota TNI masih berjaga di Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Kapolsek Karangpawitan Kompol Oon Suhendar mengatakan, pihaknya langsung mengembangkan kasus tersebut dengan mengumpulkan sejumlah saksi, termasuk menggali motif pembunuhan keji itu.

"Betul kejadiannya sekitar pukul 16.30 WIB sore tadi. Kami terima laporan ada bayi meninggal. Kasusnya sedang kami tangani," ungkap dia singkat tanpa menjelaskan secara rinci bagaimana kronologi kejadian itu terjadi.

Pelaku pembunuhan itu kini mendekam di sel tahanan Polres Garut. Kasusnya sudah dilimpahkan ke pihak Polres Garut, untuk mengetahui sejauh mana motif di balik pembunuhan yang dilakukan ibu muda itu.


Misteri Tangisan Bayi di Kamar Mandi Kos Mahasiswi

Bayi menderita luka tusuk di perut sebelah kanan sampai ussnya keluar. Korban juga menderita luka cakaran di punggung dan dada. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo/Polres Banyumas)

Lewat tengah malam, Sabtu, 28 Oktober 2017, Dian Septiani (21), seorang mahasiswi penghuni kos Widya Iswara, tiba-tiba terjaga. Lamat-lamat, ia mendengar tangis bayi menyayat hati. Ia pun keluar dari kamarnya dan mencari sumber suara.

Suara tangis bayi itu rupanya berasal dari kamar mandi dalam kamar K, yang yang ditempatinya bersama sejumlah mahasiswi lainnya. Ia pun membuka kamar dan langsung menuju kamar mandi kos putri di Desa Dukuh Waluh, Kecamatan Kembaran, Banyumas itu.

Dian nyaris syok. Di depan matanya, tergeletak seorang bayi di lantai kamar mandi dengan usus terburai. Sementara, badan bayi penuh luka. Ia pun histeris dan langsung membangunkan penjaga kos, Pujiati (34). Mereka berdua, ditemani oleh penghuni kos lainnya, Rutri Wahidyana (20) segera melapor ke Ketua RT setempat.

Oleh pemilik kos, bayi itu lantas dibawa ke Puskesmas Kembaran, Banyumas. Melihat luka yang janggal, petugas Puskesmas melaporkan penemuan bayi terluka ini ke Polsek Kembaran. Puskesmas didampingi petugas Polsek Kembaran lantas, merujuk bayi nahas ini ke RSUD Margono Sukarjo Purwokerto.

Kapolres Banyumas, AKBP Bambang Yudhantara Salamun mengatakan, kuat diduga, bayi itu merupakan korban upaya pembunuhan. Terduga pelakunya adalah ibunya sendiri, FW (20) seorang mahasiswi Purwokerto, asal Cilacap Jalan Lawu, Cilacap Selatan Kabupaten Cilacap.

Diduga, pelaku menusuk bayinya dengan gunting di perut samping kanan hingga usus terburai. Pelaku juga mencakar punggung dan dada bayinya hingga luka lecet.

"Upaya pembunuhan mengakibatkan si bayi mengalami luka cakaran di bagian punggung, dada, sobek diperut samping kanan hingga ususnya keluar," katanya, Sabtu malam, melalui keterangan tertulis dari Humas Polres Banyumas.

Dia menjelaskan, terduga pelaku masih dirawat di Puskesmas Kembaran. Lantaran kondisinya yang lemah, Fitri hingga kini belum diperiksa.

Hingga kini, kepolisian masih menyelidiki kasus ini. Namun, kuat dugaan, pelaku tidak menghendaki kelahiran bayinya sehingga berupaya membunuhnya. Ada kemungkinan pelaku hamil karena melakukan hubungan di luar nikah.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya