Polri Minta Polisi Se-Indonesia Selidiki Video Kekerasan Murid

Kadiv Humas Polri, Irjen Setyo Wasisto, memastikan video itu berbeda dengan yang terjadi di Pangkal Pinang.

oleh Rezki Apriliya Iskandar diperbarui 07 Nov 2017, 13:18 WIB
Ilustrasi Tindak Kekerasan dan Penganiayaan (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Video seorang pria berbaju cokelat menganiaya sejumlah murid dalam ruang kelas viral. Namun, belum diketahui di mana penganiyaan tersebut terjadi. 

Kepala Divisi (Kadiv) Humas Polri, Irjen Setyo Wasisto, memastikan video itu berbeda dengan yang terjadi di Pangkal Pinang. Sebab, penganiayaan di Pangkal Pinang terjadi di luar kelas.

Dia pun meminta jajaran polda di seluruh Indonesia untuk menyelidiki video tersebut.

"Saya minta kepada rekan-rekan di polda yang kemungkinan lokasinya memang ada di polda mana, nanti akan kita cek. Tapi yang jelas video itu bukan di Pangkal Pinang," ujar Kadiv Humas Polri, Irjen Setyo Wasisto di Divisi Humas Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (7/11/2017).

Saat ditanyakan soal kemungkinan peristiwa itu terjadi di sebuah SMP negeri di Pontianak, berdasarkan seragam batik yang dikenakan siswa dalam video tersebut, Setyo mengaku belum mengonfirmasinya.

"Belum ada, belum dikonfirmasi," ucap Setyo. 

Sementara, kekerasan di Pangkal Pinang sudah diselesaikan secara kekeluargaan. "Sudah diselesaikan di tingkat kepala sekolah dengan guru, sudah ada pernyataan dari masing-masing, selesai secara kekeluargaan," tutur Setyo.

 


Dugaan Kemendikud

Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau Kemendikbud Hamid Muhammad mengatakan, video penganiayaan murid yang viral belakangan ini, bukan terjadi Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung.

Dia menduga video viral tersebut terjadi di Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Hamid menyebut, dugaan penganiayaan tersebut justru dilakukan oleh orangtua murid.

"Tapi kita masih cari sekolahnya di mana. Jadi, masih sekolahnya di mana dan ada informasi awal, tapi ini masih perlu dikonfirmasi bahwa pelakunya bukan guru tapi orangtua yang anaknya, putrinya dicabuli oleh siswa yang bersangkutan," ujar Hamid di Kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (6/11/2017).

Akan tetapi, dia menegaskan, semuanya masih dalam proses konfirmasi. Hamid mengaku sudah menugaskan jajarannya untuk mencari tahu kebenaran informasi tersebut.

"Tapi sekali lagi ini akan kita konfirmasi beritanya karena kami sudah menugaskan Kepala LPMP (Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan) yang di Kalimantan Barat untuk koordinasi dengan dinas setempat," tutur Hamid.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya