Liputan6.com, Jakarta - PT Surveyor Indonesia (Persero) mencatatkan kinerja positif hingga akhir kuartal III 2017. Ini ditunjukkan dari perolehan laba.
Direktur Utama Surveyor Indonesia (SI) M Arif Zainuddin mengatakan, laba sebelum pajak yang sudah dicapai hingga akhir September mencapai Rp 118 miliar atau naik 58 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Sementara jika dihitung dari laba bersih setelah pajak, SI memperoleh laba Rp 76,8 miliar dari prognosa perusahaan 2017 sebesar Rp 98 miliar.
"Laba ini kita peroleh dari hasil efisiensi yang kami lakukan di internal, sehingga kenaikannya lumayan tinggi," kata dia di Kementerian BUMN, Selasa (7/11/2017).
Baca Juga
Advertisement
Kemampuan perusahaan dalam menjalankan efisiensi ini terlihat dari perolehan pendapatan perusahaan yang tumbuh 14 persen menjadi Rp 631 miliar hingga September 2017.
Arif menambahkan pendapatan terbesar diperoleh dari lini bisnis perusahaan di jasa sektor mineral dan batu bara yang menyumbang Rp 185 miliar dan jasa sektor minyak dan gas sebesar Rp 184 miliar.
Adapun proyek di jasa sektor mineral dan batu bara yang menjadi andalan peruashaan adalah proyek menentukan kualitas dan kuantitas batu bara dari PLN sebagai bahan baku pembangkit listrik.
"Sementara kalau di sektor migas itu ada proyek kita dengan Pertamina mengenai kargo oil monitoring. Di sini kita diminta menekan oil loses baik dalam distribusi hingga di tangki timbun," tegas Arif.
Dengan sisa masa kerja dua bulan ini, Arif optimistis akan mencapai target pembukuan yang ditetapkan Surveyor Indonesia. Hal ini kemudian akan dilanjutkan dengan kinerja lebih baik di 2018. (Yas)
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kinerja Semester I
Sebelumnya PT Surveyor Indonesia (Persero) mencatatkan kinerja yang meningkat hingga Juni 2017. Tercatat, perseroan memperoleh laba Rp 73 miliar atau meningkat 48,4 persen jika dibandingkan periode yang sama pada 2016.
Direktur Utama Surveyor Indonesia M Arif Zainudidin mengungkapkan, pencapaian itu ditopang dengan pendapatan perusahaan pada Semester 1 2017 meningkat 12,6 persen (YoY) menjadi Rp 401 miliar.
"Pendapatan tersebut terutama merupakan kontribusi dari sektor Migas dan Sistem Pembangkit serta sektor Mineral Batubara," terang Arif di Jakarta, Selasa 1 Agustus 2017.
Arif menambahkan, dalam menghadapi persaingan usaha, PT Surveyor Indonesia melakukan inovasi-inovasi terutama dalam menyajikan pelayanan dan solusi total bagi para pengguna jasa.
"Kami telah menyelesaikan perbaikan proses bisnis internal dengan otomasi sistem melalui pemanfaatan teknologi informasi,” tambah dia.
Diharapkan, dengan kondisi tersebut, PT Surveyor Indonesia (Persero) dapat memantapkan diri sebagai perusahaan independent assurance nasional yang diakui dunia dalam memberikan solusi menyeluruh kepada pelanggan.
"Pengalaman kami melayani pasar independent assurance selama ini menjadi kekuatan utama yang didukung oleh sumber daya manusia yang kuat dalam memberikan pelayanan terbaik bagi para pelanggan," tegas Arif.
Layanan independent assurance difokuskan pada empat sektor, yaitu Penguatan Institusi Kelembagaan, Infrastruktur, Mineral dan Batubara, Migas dan Sistem Pembangkit. Untuk melaksanakan kegiatan Independent Assurance, PTSI diakreditasi ISO 17020 dan ISO 17025 untuk kegiatan Inspeksi dan pengujian laboratorium.
Saat ini, sistem manajemen PTSI sudah memenuhi persyaratan ISO 9001 dan OHSAS 18001 serta SMK3 yang didukung tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu serta dukungan kerja sama dari berbagai Lembaga Nasional dan Internasional.
Melalui pengalaman di berbagai bidang, PTSI telah membangun pengetahuan luas dalam proses bisnis. PTSI terus melakukan inovasi jasa-jasa baru dengan dukungan teknologi sehingga memberi nilai tambah kepada pelanggan. Jasa-jasa inovatif ini mempunyai manfaat yang sesuai dan memberi kontribusi yang strategis bagi kepentingan nasional dalam jangka panjang.
Advertisement