Jokowi Masuk 50 Tokoh Muslim Berpengaruh Dunia, Ini Alasannya

Disebut sebagai tokoh yang unik, Jokowi ditempatkan di posisi 16 Tokoh Muslim Paling Berpengaruh 2018.

oleh Rinaldo diperbarui 07 Nov 2017, 15:03 WIB
Presiden Joko Widodo dan Ketum PBNU, Said Aqil Siradj saat menyantap makan siang di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (11/1). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - The Royal Islamic Strategic Studies Centre kembali merilis daftar terbaru 500 Tokoh Muslim Paling Berpengaruh di Dunia sepanjang tahun ini. Data yang dirilis setiap tahun ini memuat nama-nama pemimpin negara, pemikir, dan akademisi yang semuanya muslim dan memiliki pengaruh yang melampaui bangsa serta negaranya.

Untuk tahun ini, di posisi pertama bertengger nama Profesor Dr Syekh Ahmad Muhammad Al-Tayyeb, Syekh Besar Universitas Al Azhar Mesir dan Imam Besar Masjid Al Azhar. Sedangkan di posisi kedua ditempati Raja Salman bin Abdul-Aziz Al-Saud dari Arab Saudi. Di posisi ketiga, ada nama Raja Yordania Abdullah II bin Al-Hussein.

Tak hanya dari negara Arab, tokoh dari Indonesia juga menyumbangkan tiga nama di daftar teratas 50 tokoh ini, yaitu Presiden Joko Widodo, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj serta Ketua MUI Jawa Tengah Habib Muhammad Luthfi Yahya.

Disebut sebagai tokoh yang unik, Jokowi ditempatkan di posisi 16 Tokoh Muslim Paling Berpengaruh 2018. Alasan memilih Jokowi menurut laman themuslim500.com sangat beragam. Di antaranya lantaran dia merupakan Presiden Indonesia pertama yang tidak berasal dari kalangan militer atau elite politik.

"Dia berasal dari latar belakang keturunan Jawa yang sederhana. Sebelum menjadi presiden, dia adalah wali kota sukses karena punya hubungan dekat dengan konstituennya. Dia juga tampil dengan reputasi sebagai politisi yang bersih, menghindari tuduhan korupsi dan nepotisme," seperti dikutip dari laman tersebut, Selasa (7/11/2017).

Saat menjadi Gubernur DKI Jakarta, Jokowi disebut-sebut melakukan reformasi dalam dunia pendidikan, transportasi umum, pembenahan pedagang kaki lima dan pasar tradisional, serta menerapkan pola pengendalian banjir di Ibu Kota.

"Saat melangkah menuju Istana, Jokowi menikmati banyak dukungan dari banyak musisi dan seniman yang sangat membantunya dalam kampanye menuju kursi presiden. Meski sangat populer, dia tak mendapatkan banyak dukungan dari kalangan muslim atau tokoh agama," tulis laman tersebut.

Kendati demikian, seiring dengan berjalannya waktu, Jokowi tampil menjadi Presiden yang disukai karena selalu mendatangi rakyatnya melalui gaya blusukan.

"Kunjungan mendadak itu untuk melihat dan mendengar langsung dari masyarakat sekitar. Hal ini memungkinkan dia untuk secara langsung menanggapi kekhawatiran dan kritik mereka, sehingga dapat mengembangkan hubungan pribadi yang kuat dengan publik," demikian ditulis themuslim500.com.


Said Aqil dan NU

Sedangkan tentang Said Aqil Siradj, laman themuslim500.com menuliskan dia merupakan ketua dari sebuah organisasi umat muslim terbesar di Indonesia, yaitu Nahdlatul Ulama. Tak bisa dibantah, pengaruh Said Aqil dan NU semakin besar di Indonesia akhir-akhir ini.

"Dengan memiliki jaringan yang ekspansif mencakup 30 wilayah dengan 339 cabang, 12 cabang khusus, 2.630 dewan perwakilan dan 37.125 dewan perwakilan sub-cabang di seluruh Indonesia, Siradj berada di puncak gerakan Sunni yang semakin berpengaruh ini," tulis laman tersebut.

Mereka juga mencatat sejumlah aktivitas Said Aqil yang menonjol, seperti saat menjadi anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Indonesia. Demikian pula sejumlah pernyataan Said Aqil yang dinilai sebagai bentuk keluasan berpikir dia yang memang memiliki latar belakang akademis yang luas.

"Setelah bentrokan kekerasan meletus di berbagai gereja di seluruh Indonesia, Siradj membuat pernyataan keras yang mengecam diskriminasi terhadap kelompok minoritas Kristen di Indonesia," tulis laman itu.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya