Liputan6.com, Jakarta - Kapolda Kalimantan Barat Irjen Erwin Triwanto membenarkan video penganiayaan murid sekolah yang viral di media sosial beberapa hari ini terjadi di wilayah hukumnya, Pontianak. Video berdurasi 37 detik itu awalnya diduga terjadi di Pangkal Pinang, Bangka Belitung.
Menurut dia, pihaknya telah melakukan penelusuran terkait video tersebut. Ternyata lokasinya ada di sebuah SMK yang ada di Pontianak.
Advertisement
"Benar, pelakunya adalah murid SMK, korbannya juga sama. Jadi bukan guru dan murid," kata Erwin saat dihubungi di Jakarta, Selasa (7/11/2017).
Erwin mengatakan dalam video itu, baik pelaku maupun korban pemukulan merupakan siswa SMK. Soal pakaian yang tak seragam, kata dia, karena kebijakan sekolah.
"Memang tak seragam ada batik dan pakaian lain, itu kebijakan internal sekolah," ucap Erwin.
Menurut dia, permasalahan penganiayaan itu kini telah diselesaikan secara internal oleh pihak sekolah. Sehingga, lanjut dia, kasus akan diselesaikan secara kekeluargaan.
"Sanksi mungkin dari internal sekolah. Tapi kita lihat perkembangan nanti (dilanjut ke polisi atau tidak)," tandas dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Kata Disdikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menduga video penganiayaan pelajar yang dilakukan oleh pria berseragam pegawai negeri sipil (PNS) yang viral, terjadi di Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Namun, hal tersebut dibantah oleh Pemerintah Kota Pontianak.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak, Mulyadi, mengatakan tidak ada dugaan penganiayaan siswa/siswi SMP di wilayah kerjanya. Mulyadi meyayangkan pernyataan Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau Kemendikbud Hamid Muhammad yang menyebut indikasi itu.
"Saya cek semua sekolah. Bukan di Pontianak. Sudah saya jelaskan, saya minta jelaskan ke Direjn. Di SMP kita, enggak ada seragam macam tuh. Mana ada itu," kata Mulyadi, Senin (6/11/2017) di Kota Pontianak, Kalimantan Barat.
Mulyadi meminta Kemendikbud mengecek dugaan tersebut. "Supaya Kemendikbud cek lagi. Jangan asal bicara. Melihat secara jelas. Seluruh sekolah sudah dicek. Mana ada seragam sekolah seperti itu. Pentilasi sekolah saja beda. Saya sudah minta seluruhnya sekolah. Sudah saya cek," ujar Mulyadi.
Dia juga telah menonton video itu. Dia memperhatikan dialek bahasa dalam video tersebut dan mengatakan bahasa daerah yang digunakan bukan dari Pontianak. "Saya lihat, bahasanya bukan bahasa daerah kita. Jadi, yang jelas kalau kejadian di Pontianak, sudah ketahuan. Sampai sekarang mana ada," ucap Mulyadi.
Advertisement