Laju IHSG Diperkirakan Mendatar

Laju IHSG cenderung mendatar setelah menembus rekor pada perdagangan saham sehari sebelumnya.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 08 Nov 2017, 06:30 WIB
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan cenderung mendatar. Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi memperkirakan IHSG pada support 6.025 dan resistance 6.070.

Laju IHSG cenderung mendatar setelah menembus rekor pada perdagangan saham sehari sebelumnya. Kemarin, IHSG naik 9,62 poin ke level 6.060,45.

Lanjar mengatakan, penguatan itu ditopang oleh sektor aneka industri dan pertambangan.

"Saham BRAM, IMAS, dan KBLI menjadi pendorong sedangkan pertambangan saham ELSA, PTBA, dan TINS menjadi primadona," ujar dia di Jakarta, Rabu (8/11/2017).

Investor asing optimistis pada pasar modal dalam negeri. Hal ini terlihat dari aktivitas beli bersih yang tercatat Rp 182,36 miliar.

Dia mengatakan, hal tersebut ditopang oleh data cadangan devisa dalam negeri."Cadangan devisa rilis di atas ekspektasi US$ 126,5 miliar dari US$ 129,4 miliar, dengan ekspektasi awal US$ 123 miliar," kata dia.

Lanjar merekomendasikan saham PT Ace Hardware Tbk (ACES), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Tembus rekor lagi

Pada penutupan perdagangan saham, Selasa kemarin, IHSG naik 9,63 poin atau 0,16 persen ke posisi 6.060,45.  IHSG kembali mencetak rekor tertinggi baru. Untuk indeks saham LQ45 naik 0,29 persen ke posisi 1.010,09. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.

Ada 161 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau, sedangkan 171 saham melemah. Sebanyak 125 saham lainnya diam di tempat. Pada perdagangan Selasa pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.065,28 dan terendah 6.047,26.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 324.535 kali dengan volume perdagangan saham 8,7 miliar. Nilai transaksi harian saham Rp 7,2 triliun.

Investor asing melakukan aksi beli Rp 460,05 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat di kisaran Rp 13.507.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau. Sektor saham aneka industri naik 1,33 persen, dan mencatat penguatan tertinggi. Sektor saham tambang mendaki 0,89 persen dan sektor saham barang konsumsi menanjak 0,46 persen.

Adapun sektor saham konstruksi turun 0,41 persen, sektor saham industri dasar susut 0,32 persen, dan sektor saham perdagangan tergelincir 0,27 persen.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya