Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa Indonesia akhir Oktober 2017 tercatat US$ 126,5 miliar. Jumlah ini turun US$ 2,9 miliar dibanding posisi akhir bulan sebelumnya yang sebesar US$ 129,4 miliar.
Ekonom Development Bank of Singapore (DBS), Gundy Cahyadi menilai, posisi cadangan devisa saat ini sebesar US$ 126,5 miliar sudah melampaui ekspektasinya.
"Sebenarnya awal tahun (2017), kita lihat cadangan devisa tidak setinggi ini, sekitar US$ 110 atau US$ 115 miliar. Ini melampaui ekspektasi kita," katanya di Jakarta, seperti ditulis Rabu (8/11/2017).
Baca Juga
Advertisement
Gundy memperkirakan cadangan devisa Indonesia akan berada di kisaran US$ 125 miliar sampai akhir tahun ini. "Tinggal satu dua bulan lagi, sampai akhir tahun kami lihat US$ 125 miliaran," ujarnya.
Penyebabnya, dia menjelaskan, adalah ketidakpastian di pasar modal, dari kebijakan pemerintah dan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), serta tren penguatan dolar AS yang menekan nilai tukar rupiah.
"Capital market uncertainty masih banyak, dari AS, tren dolar AS ke rupiah sedikit naik, ekspektasi penguatan kurs dolar bukan hanya Indonesia, tapi ke semuanya (mata uang)," ucap Gundy.
Dia berharap, pelaku pasar tidak khawatir dengan penurunan cadangan devisa. "Tidak usah takut turun lagi cadangan devisa dari US$ 126 miliar ke US$ 125 miliar nantinya. Bedanya tidak banyak, dan kita lihat coverege-nya masih cukup," sarannya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Turun
Untuk diketahui, BI melaporkan cadangan devisa Indonesia tercatat US$ 126,5 miliar pada akhir Oktober 2017.
Posisi cadangan devisa pada akhir Oktober 2017 tersebut, meskipun lebih rendah dibandingkan akhir September 2017 yang sebesar US$ 129,4 miliar, cukup untuk membiayai 8,6 bulan impor atau 8,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
"Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Agusman dalam keterangan tertulis.
Agusman menjelaskan, penurunan cadangan devisa pada Oktober 2017 tersebut terutama dipengaruhi oleh penggunaan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya.
Di samping itu, penurunan cadangan devisa juga dipengaruhi menurunnya penempatan valas perbankan di Bank Indonesia sejalan dengan kebutuhan pembayaran kewajiban valas penduduk.
"Bank Indonesia akan terus menjaga kecukupan cadangan devisa guna mendukung terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," kata dia.
Advertisement