BMKG: Kami Tak Pernah Keluarkan Info Prediksi Gempa

Hingga saat ini belum ada teknologi yang dapat memprediksi gempa bumi dengan tepat. Baik kapan, di mana dan berapa kekuatannya.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 08 Nov 2017, 18:04 WIB
Gempa yang terdeteksi semakin sering merupakan manifestasi dari pergerakan magma dari bawah Gunung Agung. (Liputan6.com/Dewi Divianta)

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa hari terakhir beredar isu seorang bernama Babu Kalayil yang membuat pemerintah Pakistan khawatir. Sebab, dia memberi peringatan tentang akan terjadinya gempa dahsyat yang dapat mengguncang Samudra Hindia pada Desember mendatang.

Hal itu, menurut dia, juga akan memicu tsunami besar yang bakal memengaruhi tujuh negara di Asia. Termasuk Pakistan, India, dan Indonesia.

Terkait hal itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut ramalan tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Sebab, cakupan dampak bencana yang disebutkan sangat luas dan sulit diterima dalam konsep ilmu kegempaan (seismologi).

"Indonesia merupakan wilayah yang aktif gempa bumi dan memiliki potensi gempa bumi yang dapat terjadi kapan saja dan dalam berbagai kekuatan. Namun, BMKG tidak pernah mengeluarkan informasi prediksi gempa bumi," ucap Deputi Bidang Geofisika BMKG Muhamad Sadly dalam keterangannya, Rabu (8/11/2017).

Dia menuturkan, hingga saat ini belum ada teknologi yang dapat memprediksi gempa bumi dengan tepat. Baik kapan, di mana, dan berapa kekuatannya.

"Masyarakat diimbau agar tidak terpancing isu yang beredar tersebut. Apabila ingin mengetahui lebih jelas terkait gempa bumi dan tsunami dapat menghubungi: 021-6546316 atau website resmi di www.bmkg.go.id," pungkas Sadly.

 

 


Hoax Gempa Maluku

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku dalam waktu dekat akan turun ke Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, guna membantu warga mengurangi rasa trauma atas gempa beruntun yang melanda Pulau Ambon, beberapa waktu lalu.

"Dalam waktu dekat BPBD akan turun ke Kecamatan Leihitu untuk sosialisasi," kata Kepala BPBD Provinsi Maluku Farida Salampessy, Minggu, 5 November 2017.

Warga yang sampai sekarang masih tinggal di hutan akibat gempa yang melanda Pulau Ambon berdomisili di Desa Seith, Desa Assilulu, Desa Wakal, dan sebagian warga Desa Hila.

Berdasarkan letak geografis, desa yang masuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Leihitu itu berhadapan dengan laut lepas. Menurut cerita, ribuan tahun lalu, wilayah ini pernah disapu tsunami.

Dengan cerita sejarah yang dituturkan dari generasi ke generasi serta membanjirnya informasi hoax di media sosial, ketakutan warga akan tsunami makin sulit dikendalikan. Keluarga nelayan pesisir Ambon akhirnya mengungsikan keluarga mereka ke lokasi yang lebih tinggi di tengah hutan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya