Liputan6.com, Mojokerto - Zainul Arifin mendadak berteriak. Dia terkejut melihat ada tangan yang sudah kaku menjulang ke atas di sela-sela tanaman eceng gondok yang ia bersihkan di Sungai Brantas, Desa Mlirip, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Rabu siang, 8 November 2017.
Petugas Jasa Tirta Unit Pintu Air Mlirip itu menemukan sesosok mayat yang mengambang. Tubuh mayat itu tersangkut di antara kumpulan sampah dan tanaman eceng gondok.
"Kami kira itu boneka. Saat didekati, ternyata itu mayat, kami langsung lari," katanya dengan sedikit gugup.
Diketahui mayat tersebut berjenis kelamin perempuan, mengenakan baju cokelat bermotif bunga dan celana jins warna hitam, memakai kaus kaki cokelat, berambut lurus sebahu, serta memiliki tinggi badan sekitar 163 cm. Wajahnya hampir tidak bisa dikenali karena diduga terlalu lama terendam di dalam air.
Baca Juga
Advertisement
Zainal bersama sejumlah temannya memutuskan untuk melapor ke pos polisi terdekat. Tak lama, petugas pun datang yang kemudian disusul relawan bersama mobil ambulans.
Jenazah korban langsung dibawa ke RSUD dr. Wahidin Sudiro Husodo, Kota Mojokerto untuk diautopsi.
Secara terpisah, Kapolsek Jetis AKP Siswoyo saat dikonfirmasi mengaku belum bisa memastikan penyebab kematian korban. Pasalnya, tubuh korban sudah mengembung karena terlalu lama terendam dalam air.
"Tunggu hasil dari rumah sakit dulu, soalnya tubuh korban sudah mengembung, perkiraan sudah sekitar tiga hari tenggelamnya," kata Siswoyo.
Selain menunggu hasil autopsi, lanjut Siswoyo, dirinya bekerja sama dengan tim relawan gabungan serta admin komunitas grup sosial media Mojokerto untuk mau mengunggah informasi mengenai penemuan mayat tersebut di dunia maya.
"Tujuannya, mungkin ada keluarga yang kehilangan saudaranya," Siswoyo menandaskan.
Simak video pilihan berikut ini:
Mayat Perempuan di Mojokerto Diduga Bunuh Diri
Identitas mayat perempuan yang dikira boneka dan ditemukan mengapung di Sungai Brantas Desa Mlirip, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Rabu siang, 8 November 2017, akhirnya terungkap.
Korban adalah Karsini warga Dusun Kangkungan, Desa Kemantren, Kecamatan Gedeg, Mojokerto. Polisi menduga, dia meninggal lantaran bunuh diri dengan cara melompat ke sungai. Karsini nekat mengakhiri hidup pada hari ulang tahunnya yang ke-56. Dia lahir pada 8 November 1961 silam.
Identitasnya diketahui setelah sang suami, Krihandoyo Warih (49), mendapat informasi dari media sosial tentang ciri-ciri sama persis dengan mendiang istrinya. Dia lantas mendatangi kamar jenazah RSUD dr Sudiro Husodo, Kota Mojokerto untuk memastikannya.
"Dari keterangan suaminya, korban diduga bunuh diri lantaran depresi dengan sejumlah penyakit yang dideritanya," tutur Kanit Reskrim Polsek Jetis AKP Amat.
Amat menjelaskan, sebelum ditemukan tewas di Sungai Brantas, Karsini diketahui menghilang dari rumahnya pukul 3.30 WIB.
Yoyok, panggilan akrab Krihandoyo, yang saat itu terbangun dari tidur mencoba mencari istrinya itu. Dia menanyakan keberadaan istrinya kepada para tetangganya. Namun, upaya itu tidak membuahkan hasil.
Semasa hidup, Karsini mempunyai riwayat penyakit asam lambung, gatal-gatal di seluruh tubuh serta sering dilanda depresi yang menyebabkan dirinya tidak bisa tidur. Bukan hanya itu, Amat menjelaskan, korban sudah beberapa kali mencoba bunuh diri karena frustrasi penyakitnya tak kunjung sembuh.
"Korban sudah beberapa kali mencoba bunuh diri, sekitar tiga bulan lalu. Namun, hal itu bisa digagalkan oleh suami dan kerabatnya," kata Amat.
Akhirnya, Karsini berhasil keluar rumah tanpa ada yang bisa mencegah, yakni saat suaminya terlelap tidur. Dia keluar rumah melalui pintu samping. Hal itu diketahui dari kawat yang dipakai sebagai pengait dalam kondisi terlepas, sedangkan pintu depan masih dalam kondisi terkunci.
"Korban sudah dijemput keluarganya. Dia segera dimakamkan di tempat pemakaman umum dusun ia tinggal," kata Amat.
Advertisement