Liputan6.com, Tokyo - Bursa saham Asia menguat bahkan mendekati level tertinggi dalam 10 tahun pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Penguatan bursa Asia tersebut ikuti wall street yang cetak rekor.
Pada perdagangan saham Kamis, (9/11/2017), indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik menguat. Indeks saham Australia naik 0,2 persen, dan dekati level tertinggi sejak 2008. Indeks saham Jepang Nikkei menguat 1,1 persen. Sedangkan indeks saham Korea Selatan mendatar.
Wall street atau bursa saham Amerika Serikat menguat pada perdagangan Rabu waktu setempat menjadi katalis positif bursa saham Asia. Wall street menguat didorong reli saham pembuat videogame.
Baca Juga
Advertisement
"Pasar saham di negera berkembang menguat didukung pertumbuhan internal dan ada permintaan. Selain itu juga diangkat penguatan dari negara maju. Setiak negara jelas memiliki faktor tersendiri yang mempengaruhi pasar saham domestik. Namun bursa saham AS menjadi sentimen yang bayangi bursa saham global secara keseluruhan," jelas Kota Hirayama, Ekonom Senior SMBC Nikko Securities, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis pekan ini.
Di pasar mata uang, dolar Selandia Baru naik satu persen ke level tertinggi dalam dua minggu. Penguatan dolar Selandia Baru usai bank sentral menambahkan stimulus fiskal dan mata uang dolar sempat tertekan akan sebabkan inflasi lebih cepat naik dan diikuti kenaikan suku bunga. Bank sentral pun mempertahankan suku bunga di level 1,75 persen.
Sementara itu, indeks dolar AS terhadap enam mata uang utama stabil di posisi 94,89. Dolar AS naik tipis menjadi 113,97 terhadpa yen. Sedangkan euro sedikit berubah ke posisi US$ 1,1593.
Di pasar komoditas, harga minyak Amerika Serikat naik 0,05 persen menjadi US$ 56,85 per barel. Harga emas sedikit berubah ke posisi US$ 1.287,13 per ounce.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Wall Street Cetak Rekor
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street catatkan rekor tertinggi didorong harga saham pembuat videogame yang reli. Ditambah kapitalisasi pasar saham Apple naik menjadi di atas US$ 900 miliar.
Pada penutupan perdagangan saham Rabu, (Kamis pagi WIB), ketiga indeks saham acuan cetak rekor. Indeks saham Dow Jones naik 0,03 persen ke posisi 23.563,36. Indeks saham S&P 500 menguat 0,14 persen ke posisi 2.594,38. Indeks saham Nasdaq bertambah 0,32 persen ke posisi 6.789,12.
Saham take-two interactive software melonjak 10,58 persen usai produsen videogame merilis pendapatan lebih kuat dari yang diharapkan. Hal ini juga berimbas ke pesaingnya dengan saham Activision Blizzard naik 5,89 persen dan Electronic Arts melonjak 2,19 persen.
Sentimen lainnya yaitu optimisme pembelian iPhone X juga menjadi katalis positif untuk Apple. Saham Apple naik 0,82 persen dan mendorong kapitalisasi pasar Apple mencapai US$ 905 miliar.
Sementara itu, investor juga khawatir terhadap rencana partai Republik soal pemangkasan pajak korporasi dan menghilangkan sejumlah pajak. Rencana pemangkasan pajak tersebut juga masih membutuhkan persetujuan di legislatif.
"Ini sangat kompleks. Akan ada sejumlah hal yang diberikan dan diambil sebelum keputusan paket final pajak divoting," ujar Tim Dreiling, Regional Investment Director US Bank Private Wealth Management seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis 9 November 2017.
Sebelumnya indeks saham S&P 500 naik 21 persen sejak Presiden AS Donald Trump memenangkan pemilu pada tahun lalu. Hal itu didorong sentimen janji kampanye Trump untuk memangkas pajak. Sektor saham teknologi naik 0,5 persen didorong saham Qualcomm naik 2,7 persen usai luncurkan server processor saingi Intel. Saham Intel tergelincir 0,17 persen.
Sentimen lain menggerakkan pasar antara lain kepemilikan saham Snapchat oleh pemilik Snap turun 14,62 persen. Snap menyatakan, Tencent membeli 12 persen saham snap. Volume perdagangan saham di wall street tercatat 7 miliar saham. Angka itu di atas rata-rata harian 6,5 miliar saham.
Advertisement