Biar Tenang, Orang Super Kaya Lebih Suka Timbun Uang Tunai

Orang kaya di Asia Pasifik lebih memilih menyimpan kekayaannya dalam bentuk tunai.

oleh Vina A Muliana diperbarui 10 Nov 2017, 22:01 WIB
Kebiasaan makan miliarder ternyata memengaruhi kesuksesan kerja. (Ilustrasi: The Huffington Post)

Liputan6.com, Jakarta - Hasil riset terbaru yang dilakukan oleh lembaga konsultan Capgemini mengungkap fakta mengejutkan. Dalam laporan bertajuk Asia Pasific Wealth Report 2017 itu dikatakan bahwa orang kaya di Asia Pasifik ternyata suka untuk menimbun aset dalam bentuk tunai serta menginvestasikannya di luar negeri. Hal ini dilakukan demi menghindari kondisi perekonomian global yang tidak stabil.

Dilansir dari businesswire.com, Jumat (10/11/2017), perekonomian global yang rentan goyah hingga adanya disrupsi bisnis menjadi tantangan bagi para orang kaya untuk menjaga jumlah kekayaannya.

Akhirnya orang kaya Asia Pasifik lebih memilih untuk menyimpan kekayaannya dalam bentuk tunai karena dianggap lebih memberikan ketenangan karena tak perlu berpikir tentang kemungkinan naik turun nilai kekayaan.

Capgemini menyebut tren menimbun uang tunai ini mencapai angka tertingginya di wilayah Asia Pasifik diluar Jepang selama lima tahun terakhir. High Net Wealthy Individuals (HNWI) di wilayah ini dilaporkan memiliki 24,9 persen aset dalam bentuk tunai, lebih besar dari aset tunai penduduk dunia yang hanya mendapai 22,4 persen. HNWI adalah individu yang memiliki aset minimal US$ 1 juta.

Komposisi aset orang superkaya dalam bentuk tunai mencapai 24,9 persen pada kuartal II-2017, padahal pada survei dan periode yang sama 2016, komposisi aset tunai orang super kaya masih di angka 20,6 persen. Ini mengalami kenaikan 4,3 persen, padahal global hanya ada kenaikan porsi 0,8 persen saja.

Orang super kaya Jepang termasuk yang cukup besar menyimpan dalam bentuk tunai, porsinya hingga 46,5 persen dari aset mereka, padahal tahun lalu masih 34 persen.

Selain itu, para HNWI juga hanya menyimpan 18,7 persen asetnya di sektor real estate. Ini menurun sejak tahun lalu yang mencapai 20,5 persen.


Komposisi Aset

Komposisi terbanyak aset orang superkaya disalurkan untuk ekuitas dengan porsi 27,7 persen. Sementara 10,4 persen disalurkan untuk alternatif investasi dan sisanya untuk hal lain.

Indonesia masuk dalam daftar negara yang jadi contoh dengan pertumbuhan porsi penempatan aset tunai para orang yang paling pesat di kawasan bersama Hong Kong, masing-masing 8,7 persen dan 7,4 persen.

Lebih lanjut, survei Capgemini juga mengungkap orang kaya Asia Pasifik diluar Jepang memiliki 44,7 persen aset di luar negeri. Presentase ini jauh lebih besar dibanding aset penduduk global yang mencapai 41,8 persen.

HNWI di Hong Kong, China dan Singapura dilaporkan paling banyak menyimpan aset di luar negeri. Hong Kong jadi negara dengan presentase tertinggi dengan 68,1 persen diikuti dengan China dan Singapura yang masing-masing sebesar 45,5 persen dan 41,8 persen.

Jumlah orang super kaya yang masuk kategori HNWI tercatat meningkat 7,5 persen di tahun 2016.

Orang super kaya ini paling banyak tersebar di Asia Pasifik di mana populasinya mencapai 5,51 juta dengan total kekayaan US$ 18,82 triliun. Disusul kawasan Amerika Utara yang mencapai 5,15 juta dengan kekayaan US$ 17,95 triliun.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya