Tragedi Berdarah Beringin Tua Tumbang di Banjarnegara

Ada tujuh korban yang tertimpa beringin tua yang tumbang di alun-alun Banjarnegara.

oleh Galoeh Widura diperbarui 09 Nov 2017, 13:29 WIB
Ada tujuh korban yang tertimpa beringin tua yang tumbang di alun-alun Banjarnegara. (Liputan6.com/Galoeh Widura)

Liputan6.com, Banjarnegara – Mendung yang menyelimuti Banjarnegara, Jawa Tengah, sedari pagi berubah menjadi hujan deras disertai angin kencang sekitar pukul 12.00 WIB. Puluhan warga yang sedang asyik menonton lomba voli HUT PGRI di alun-alun Banjarnegara, mendadak sontak berlarian mencari tempat berteduh. Salah satunya di bawah pohon beringin tua.

Namun, pohon beringin tua yang menjadi sandaran warga mendadak roboh. Ia tidak kuat menahan hantaman angin kencang.

Pohon setinggi lebih dari 20 meter dan diameter 4 meter itu langsung menimpa tujuh warga yang tengah berteduh sekitar pukul 12.30 WIB. Satu orang tewas, sedangkan enam korban lainnya mengalami luka berat.

Korban meninggal diketahui bernama Riska Wardana (16), seorang pelajar di SMAN 1 Bawang yang merupakan warga Desa Tribuana, Kecamatan Bawang. Dua orang mengalami luka parah dan dirujuk ke RS Siaga Medika, Banyumas, yakni Badari (80), warga Desa Gemuruh, Kecamatan Bawang, dan Eko Setyo (30), warga Desa Kecepit, Kecamatan Punggelan.

Adapun satu korban luka sedang menjalani rawat inap di RSUD Hj Anna Lasmanah, Banjarnegara, atas nama Tomi (16), warga Desa Tribuana, Kecamatan Punggelan. Tiga korban lainnya yang mengalami luka ringan ialah Andri Prasongko (20), Edi Tri Tulisno (25), dan Eka (28). Ketiganya juga warga Desa Tribuana, Kecamatan Punggelan.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara Arif Rachman mengungkapkan, pihaknya sempat kesulitan mengevakuasi karena ukuran pohon yang cukup besar.

"Kami menurunkan dua backhoe dan satu traktor untuk membantu evakuasi. Begitu selesai, korban langsung dilarikan ke RSUD Banjarnegara," tuturnya.

Tidak hanya pohon beringin yang tumbang, baliho besar dan pohon peneduh jalan di sekitar alun-alun juga roboh. Selain itu, tenda PKL di wilayah kota juga terbang berhamburan.

"Angin kencang tiba-tiba saja terjadi, tidak sempat memberesi tenda dan barang-barang lainnya jadi pada rusak, terbang kena angin," ucap salah satu pedagang, Marzuki.

Di tempat lain, tepatnya Kelurahan Semarang, pohon tumbang menimpa enam rumah dan satu kandang sapi. Kerugian ditaksir mencapai Rp 14,5 juta.

Sementara di sebelah barat Kodim 0704/Banjarnegara, pohon peneduh jalan menimpa mobil Toyota Avanza dan SDN 4 Krandegan. Kerugian masing-masing ditaksir sebesar Rp 5 juta dan Rp 15 juta.

"Pohon tumbang juga terjadi di sekitar Kantor BRI unit Krandegan, Kantor DKK (Dinas Kesehatan Kabupaten) Banjarnegara, DPKAD (Dinas Pendapatan Keuangan Aset Daerah) Banjarnegara, dan di sekitar SPBU Banjarnegara. Beruntung tidak ada korban jiwa di sana," tutur Arif.

Sampai saat ini, tim gabungan berjumlah 300 orang beranggotakan TRC BPBD, TNI, Polri, PMI, Tagana, Baru Bangkit, MDMC, Satgas PGRI, Satpol PP, Pramuka, Satgas MTA, DKK, DPU PR, SAR Wonosobo, SAR Purbalingga, dan warga masyarakat masih membersihkan pohon yang roboh.

Saksikan video pilihan berikut:

 

 


Waspada Hujan di Pantura

Ada tujuh korban yang tertimpa beringin tua yang tumbang di alun-alun Banjarnegara. (Liputan6.com/Galoeh Widura)

Musim hujan di pantura Cirebon perlahan mulai konstan turun. Prakirawan BMKG Stasiun Jatiwangi, Ahmad Faa Iziyn memperkirakan selama tiga hari sejak 7-9 November 2017, wilayah Cirebon, Jawa Barat, berpotensi hujan lebat disertai angin kencang.

"Ada peningkatan potensi hujan lebat di Jawa Barat, termasuk Ciayumajakuning," kata Faa, Selasa, 7 November 2017.

Dengan musim hujan itu, Faa Iziyn mengimbau masyarakat agar waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan, seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin.

Dia juga mengimbau untuk pengguna jasa transportasi penyeberangan laut agar waspada terhadap potensi gelombang tinggi yang diperkirakan mencapai 1,25 hingga 2,5 meter.

Dia mengatakan potensi hujan lebat disertai angin kencang dan petir juga hampir menyeluruh di Indonesia. Dari data yang diterima dari BMKG Pusat, beberapa wilayah yang harus mewaspadai peningkatan potensi hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang.

"Bagi masyarakat yang hendak memperoleh informasi terkini, BMKG senantiasa membuka layanan informasi cuaca 24 jam, baik melalui layanan call center, media sosial dan juga bisa menghubungi kantor BMKG terdekat," kata dia.

Untuk informasi mengenai perkembangan cuaca bisa menghubungi call center 021-6546318.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya