Kepsek Genit Bantah Ancam Siswa, Sekuriti Batal Lapor Polisi

Kepala sekolah mengaku hanya meminta muridnya agar berhati-hati dan menaati aturan sekolah.

oleh Ahmad Akbar Fua diperbarui 10 Nov 2017, 02:00 WIB
Kepsek membantah mengancam siswanya. Foto: (Akbar Fua/Liputan6.com)

Liputan6.com, Kendari - Kepala Sekolah SKO Sulawesi Tenggara, Aslan, membantah menakuti siswanya dengan pernyataan berisi ancaman. Permintaan untuk berhati-hati, ditujukan kepada siswanya agar menaati aturan di sekolah dan tidak sembarang bicara.

"Tidak ada saya ancam mereka itu, sebagai guru saya harus ingatkan mereka agar disiplin, itu saja," ujar Aslan, Kamis (9/10/2017).

Terkait pemukulan, kepala sekolah berkacamata ini membantah telah mengeroyok salah satu sekuriti bernama Erik. Pengeroyokan yang diduga dibantu oleh salah satu sopir Kepsek ini dikatakan Aslan hanya salah paham biasa saja.

"Hanya salah paham biasa saja, tidak ada pemukulan. Ketersinggungan biasa saja," ujar Aslan.

Sementara itu, Erik yang dikonfirmasi Kamis (9/11/2017) menyatakan saat ini pihaknya belum melaporkan tindakan kepala sekolah ke polisi. Sebab, masih menunggu respon kepala sekolah. Jika berbuat lagi, Erik akan langsung melapor ke polisi.

"Saya belum lapor, tapi rekam medis saya sudah punya. Memar hidung saya waktu dipukul," ujar Erik, dihubungi via telepon seluler.

Diketahui, sekuriti yang baru setahun lebih bekerja di SKO Sulawesi Tenggara ini, dipukul di depan Kantor SKO Sulawesi Tenggara. Saat itu, hanya ada tiga orang saja di tempat terjadinya pemukulan. Ketiganya yakni, Erik, Aslan dan Oling, sopir si Kepsek.

Sebelumnya, Aslan menjadi bahan pergunjingan para siswa. Pasalnya, pria berkacamata ini diduga sudah mencabuli salah seorang siswa SMA di Sulawesi Tenggara. Siswi ini, diketahui berinisial UM dan menjadi atlet tenis meja yang kerap menjalani latihan di sekolah yang dipimpin Aslan.

Dikonfirmasi seusai aksi protes siswa, kepala sekolah menyatakan perlu bukti jika menuduh dirinya berbuat mesum kepada siswi SMA yang dimaksud. Tidak hanya itu, menurutnya jika perbuatannya diangggap memalukan, pihaknya sudah membereskan secara adat.

"Kalau keluarga siswa menganggap itu memalukan, sudah saya selesaikan secara adat. Lagian, kalau melap keringat siswi kan siswi biasa dilapkan keringat mereka," ujar Aslan di depan wartawan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya