Menteri Susi: Sektor Perikanan RI Banyak Masalah pada 2003-2013

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan masalah perikanan di Indonesia sangat berat.

oleh Zulfi Suhendra diperbarui 09 Nov 2017, 19:40 WIB
Menteri KKP, Susi Pudjiastuti memberikan paparan saat konferensi pers di Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Selasa (17/1). Dalam keterangannya Susi juga membahas Satgas IUUF 115 : Refleksi 2016 dan Rencana 2017. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, masalah perikanan di Indonesia sangat berat. Sebelum menjadi menteri, dia tak pernah membayangkan bahwa masalah di sektor perikanan akan sangat rumit.

Susi bercerita, tahun 2003 hingga 2013, Indonesia yang luas lautan mencapai 70 persen dari total wilayah justru kinerja sektor perikanan tidak menggembirakan.

"Ekspor Indonesia hanya nomor 3 di ASEAN. Dari 2003 sampai 2013 perikanan RI turun 50 persen, lalu daya belinya rendah. Jadi banyak masalah," ujar Susi di acara AdAsia 2017 di Balli Nusa Dua Convention Center, bali, Kamis (9/11/2017).

Susi kemudian diangkat Jokowi menjadi menteri setahun setelahnya. Dari situ Susi langsung bergerak cepat, menginventarisasi apa masalah yang sebenarnya terjadi. Dia mengaku ironis sekali kinerja perikanan negara kelautan malah buruk.

Susi menyebut, masalahnya adalah praktik maling ikan atau Illegal Unreported and Unregulated Fishing yang menyebabkan 150 perusahaan ekspor tutup karena tak ada pasokan ikan.

"Saya tidak menyangka bahwa masalahnya jauh lebih besar dari yang saya bayangkan," tambahnya.

Dikatakan Susi, masalah itu juga terjadi karena sektor perikanan tidak terlalu mendapat perhatian dari pemerintah. Karena sebelumnya, sektor pertanianlah yang menjadi prioritas.

"Tidak ada yang peduli pada laut dan sektor perikanan. Karena kita dikasih tahu oleh pemerintah bahwa indonesia adalah negara pertanian. Pak Jokowi mengubah mindset itu. Kita tidak boleh mengesampingkan laut," tambahnya.

Akhirnya, Susi meminta izin pada Jokowi untuk mengambil tindakan tegas, yaitu memberantas maling ikan dan menenggelamkan kapal mereka, agar membuat efek jera.

"Saya mengusulkan saya akan megeksekusi itu dengan cara terbaik saya. Tapi Anda (Jokowi) harus mem-back up saya," tutur Susi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Orang gila

Sebelumnya, Menteri Susi menganggap dirinya adalah menteri yang paling gila. Dia bahkan mengaku sempat heran dengan alasan Presiden Joko Widodo menunjuknya sebagai menteri 3 tahun lalu.

Di hadapan para pakar dan praktisi periklanan dunia, Susi bercerita soal pekerjaannya sebagai menteri. Dibanding yang lain, Susi mengaku hanya dia menteri yang lulusan sekolah dasar.

"Saya paling tidak berpendidikan di antara menteri lainnya. Saya hanya lulusan SD," kata Susi.

Susi bercerita, sebelum menjadi menteri, dia berpengalaman di sektor perikanan selama hampir 30 tahun. Di mana, 10 tahun sebelum jadi menteri, dirinya menjalankan maskapai perintis yang diberi nama Susi Air. Dengan kehidupan lebih banyak di desa kecil di Pangandaran, Jawa Barat.

Kemudian Susi bercerita, jika 3 tahun lalu banyak yang meragukan dirinya saat dipilih sebagai menteri. Dia juga bertanya-tanya perihal alasan Presiden Joko Widodo memilihnya sebagai menteri, mengingat banyak orang lain yang punya pengalaman dan pendidikan yang lebih tinggi dari Susi.

"Tapi Pak Jokowi bilang, kita butuh orang gila untuk ada di kabinet. Negara ini butuh orang dengan personality yang gila," kata Susi disambut gelak tawa hadirin.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya