Ketika Risma dan Para Veteran Jadi Guru Kekinian di Hari Pahlawan

Pemkot Surabaya kembali menggelar Sekolah Kebangsaan demi mewariskan semangat cinta tanah air kepada generasi muda era kekinian.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 10 Nov 2017, 10:31 WIB
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat jadi guru di Sekolah Kebangsaan di depan siswa SD dan SMP. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kembali menggelar Sekolah Kebangsaan demi mewariskan semangat cinta tanah air kepada generasi muda era kekinian. Sekolah Kebangsaan yang dikemas layaknya aktivitas belajar mengajar kali kedua ini berlangsung di Gedung Nasional Indonesia (GNI), Kamis, 9 November 2017.

Agenda tahunan ini dihadiri ratusan pelajar di Kota Surabaya, dari tingkatan sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah pertama (SMP). Mereka duduk lesehan di tengah pendopo dengan aroma perjuangan sejak dulu kala. 

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan beberapa veteran pejuang tampil sebagai seorang guru yang berkisah tentang perjuangan para pahlawan dan semangat kepahlawanan. 

Anggota Legiun Veteran sekaligus koordinator Sekolah Kebangsaan Surabaya, Supardi, menjadi guru pertama pada Sekolah Kebangsaan kali ini. Veteran pejuang yang kini berusia 85 tahun ini berkisah tentang betapa dashyat perjuangan para pahlawan, khususnya Arek-Arek Suroboyo dalam mempertahankan kemerdekaan. 

Tujuan Sekolah Kebangsaan ini agar anak-anak tidak melupakan sejarah. Terlebih di area ini (Gedung GNI), ada momentum sejarah luar biasa, yakni lahirnya dr Soetomo yang mendirikan Budi Oetomo kemudian melahirkan Sumpah Pemuda.

"Sebagai cucu dan cicit para pahlawan, kalian harus memiliki semangat besar untuk meneruskan perjuangan para pahlawan dengan cara belajar, belajar dan belajar," kata Supardi. 

Setelah Eyang Supardi, giliran Tri Rismaharini yang menyampaikan pentingnya diadakan Sekolah Kebangsaan. 

Menurut dia, Sekolah Kebangsaan ini penting diselenggarakan agar anak-anak tahu bahwa kemerdekaan yang diraih bukan karena diberi, tetapi merupakan hasil perjuangan para pahlawan, termasuk para veteran. Semua warga Surabaya kala itu ikut bertempur dan ribuan orang gugur. 

"Kalian bisa bersekolah dan beraktivitas seperti sekarang, karena hasil perjuangan. Karena itu, sudah seharusnya kalian meneruskan perjuangan para pahlawan. Tentunya tidak dengan mengangkat senjata, melainkan dengan belajar dan berani keluar dari zona nyaman," tutur Risma.

Saksikan video pilihan berikut ini:


Sejarah Gedung GNI

Risma saaat jadi guru di Sekolah Kebangsaan di depan siswa SD dan SMP. Foto: (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Dia menjelaskan, dipilihnya lokasi Gedung GNI karena di kawasan tersebut, pada 1945 silam, dr Soetomo yang menimba ilmu ke Belanda, kembali ke Indonesia karena rasa cinta kepada bangsa Indonesia. Melalui ilmu yang sudah didapat, Soetomo bersama dengan kawan-kawannya berhasil mencetuskan Sumpah Pemuda. 

"Para pahlawan dulu berani dan mempunyai nyali demi mempertahankan kemerdekaan. Karena itu, kalian jangan pernah merasa takut atau rendah diri. Kalian harus berani berjuang untuk memperebutkan keberhasilan. Apalagi kalian dibekali dengan ilmu pengetahuan. Gunakan apa yang kalian miliki untuk kemajuan kalian, orangtua, sesama dan bangsa Indonesia," kata Risma.

Selama sekitar satu jam, wali kota yang berhasil menerima penghargaan Global Green City Award PBB di New York itu, menyampaikan banyak pesan penting kepada para pelajar, seperti semangat kepahlawanan yang harus diwarisi, keberanian untuk bersaing dengan pelajar di seluruh dunia, berjuang jadi pemenang di kota sendiri dan tidak bergantung pada orang lain. 

Ia juga berpesan agar para pelajar tidak terus bermain gadget, melainkan belajar agar negara ini tidak dijajah oleh bangsa lain. 

"Penjajahan sesungguhnya sudah terjadi. Jangan terlena dengan gadget, itu semua by design untuk menghancurkan bangsa ini. Kalau kalian ingin negara ini tidak dijajah kembali maka kalian harus bisa membagi waktu jangan hanya main gim terus," ucapnya. 

"Waktu ini terbatas, jika kalian terlena maka negara lain akan masuk dan kalian akan menjadi penonton dan tidak bisa berbuat apa-apa," ujar wali kota. 


Sekolah Digelar Interaktif

Risma saaat jadi guru di Sekolah Kebangsaan di depan siswa SD dan SMP. Foto: (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Menariknya, Sekolah Kebangsaan tidak hanya digelar secara pasif (komunikasi satu arah), tapi dikemas interaktif. Para pelajar bisa berinteraksi langsung dengan wali kota dan dengan mengajukan pertanyaan. 

Ada siswi yang mengajukan pertanyaan bagaimana caranya agar anak-anak mau belajar dengan rajin, ada juga pertanyaan, apa prinsip wali kota dalam memimpin Surabaya. Hingga ada pertanyaan bagaimana agar generasi muda bisa selamat dari ancaman narkoba, minuman keras maupun pergaulan bebas. 

Sekolah Kebangsaan merupakan agenda tahunan yang digagas Pemkot Surabaya sejak beberapa tahun lalu untuk menyambut Hari Pahlawan. Lokasi yang dipilih sebagai tempat Sekolah Kebangsaan tersebut tidak sembarangan, tapi merupakan tempat-tempat yang sarat akan nilai sejarah karena dulunya menjadi saksi perjuangan para pahlawan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya