Liputan6.com, Jakarta Bertepatan dengan Hari Pahlawan, nama "Nurtanio" secara resmi disematkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk purwarupa pesawat N219 karya anak bangsa hasil kerja sama PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan). Pemberian nama berlangsung di Base Ops, Lapangan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (10/11/2017).
Hadir menyaksikan peresmian tersebut Menteri BUMN Rini M Soemarno, Menteri Riset Teknologi dan Dikti Mohamad Nasir, Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Idham Azis, Komandan Lanud Halim Perdanakusuma Marsma TNI Fadjar Prasetyo, Kepala Lapan Thomas Djamaluddin, serta Direktur Utama PTDI Elfien Goentoro bersama seluruh jajaran direksi dan dewan komisaris PTDI.
Advertisement
Menteri Rini mengungkapkan, nama Nurtanio disematkan Presiden Jokowi untuk mengenang dan menghargai jasa-jasa Laksamana Muda Udara (Anumerta) Nurtanio Pringgoadisuryo yang telah merintis pembuatan pesawat terbang di tanah air sejak 1946.
“Nurtanio Pringgoadisuryo adalah salah seorang perintis berdirinya industri pesawat terbang di Indonesia yang bekerja di Biro Perencana Konstruksi Pesawat di lingkungan Tentara Republik Indonesia yang berkedudukan di Madiun. Biro ini adalah cikal bakal lahirnya industri dirgantara di Indonesia. Mengingat jasanya itu, sangat layak kiranya nama beliau diabadikan sebagai nama purwarupa pesawat N219,” kata Rini di Bandara Halim Perdanakusuma, Jumat (10/11/2017).
Rini melanjutkan, kehadiran pesawat N219 nantinya diharapkan dapat menjadi sarana pendukung dalam mewujudkan konektivitas udara Indonesia.
“Pesawat N219 dapat menjadi solusi distribusi logistik nasional untuk mendukung program jembatan udara logistik kita. Berdampingan dengan tol laut dan infrastruktur darat, kehadiran pesawat N219 akan melengkapi sistem distribusi logistik nasional menjadi semakin terintegrasi, efektif dan efisien, yang pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kehadiran pesawat ini merupakan implementasi BUMN Hadir Untuk Negeri dari PT DI,” tutur Rini.
Solusi Akses Menuju Wilayah Terdepan dan Terpencil
Direktur Utama PTDI Elfien Goentoro mengatakan, pesawat N219 dapat menjadi solusi untuk membuka aksesibilitas dan konektivitas wilayah terdepan, tertinggal dan terluar seperti di pegunungan Papua dan Papua Barat, sehingga program satu harga pemerintah dapat terwujud.
“Pesawat N219 akan menggerakkan aktivitas masyarakat di wilayah Papua, sehingga aktivitas perekonomian dan mobilisasi warga diharapkan dapat berjalan dengan lancar,” tutur dia.
Pesawat N219 merupakan pesawat penumpang dengan kapasitas 19 orang dengan dua mesin turboprop yang mengacu kepada regulasi CASR Part 23. PTDI telah sukses melakukan uji terbang perdana pesawat N219 pada tanggal 16 Agustus 2017 lalu. Uji terbang dilakukan menggunakan purwarupa pesawat N219 selama 340 jam untuk mendapatkan type certificate (TC).
Type certificate adalah sertifikasi kelaikan udara dari desain manufaktur pesawat. Sertifikat ini dikeluarkan oleh Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKUPP) Kementerian Perhubungan.
Uji terbang ini dilakukan untuk menjamin keselamatan pesawat N219 sebelum digunakan untuk melayani penerbangan.
Pesawat N219 ditargetkan dapat diproduksi massal pada akhir 2018 atau awal 2019. Di tahap awal produksi pesawat N219 ditargetkan mencapai enam unit per tahun dan akan terus ditingkatkan pada tahun-tahun berikutnya.
Advertisement